Liputan6.com, Jakarta - Semakin menipisnya lahan hunian yang dekat dengan pusat kota membuat suplai hunian bergeser ke wilayah perbatasan. Bagi pencari hunian, lokasi boleh jauh dari pusat aktivitas, asalkan transportasi umum tetap mudah diakses.
Hal ini ditunjukkan dari Survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index Kuartal II 2018 yang diselenggarakan Rumah.com bersama Iembaga riset Intuit asal Singapura.
Survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index Kuartal II 2018 menunjukkan bahwa 87 persen responden menganggap kedekatan hunian dengan sarana transportasi umum, baik itu halte bus, stasiun kereta, dan lainnya, adalah hal yang penting. Survei dilakukan terhadap 1.000 orang di berbagai kota di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Pencari properti, khususnya hunian, saat ini sudah semakin realistis. Mereka sadar bahwa harga hunian di dekat pusat kota sudah semakin sulit dijangkau,"Â ujar Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (3/9/2018).
Ia melanjutkan, sementara itu, rumah masih menjadi jenis properti hunian paling favorit. Rumah-rumah dengan harga terjangkau kini hanya terdapat di pinggiran kota, bahkan di kota-kota penyangga.
"Nah, agar bisa memiliki rumah sesuai kemampuan namun aktivitas sehari-hari tak terganggu, para pencari hunian ini akhirnya menjadikan jarak dari rumah ke sarana transportasi umum sebagai pertimbangan utama,"Â kata Ike.Â
Dari 1.000 responden yang berpartisipasi dalam survei hasil kerja sama Rumah.com dan Intuit tersebut, sebanyak 61 persen menegaskan bahwa jarak rumah ke sarana transportasi umum 'Sangat Penting' dalam pertimbangan mencari hunian, sementara 26 persen menegaskan 'Penting'.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Toleransi Jarak
Sementara itu, batas toleransi jarak dari hunian ke sarana transportasi umum adalah di bawah 1 km. Pada jarak ini, sebanyak 51 persen menganggapnya dekat atau sedang.
Dilihat dari klasifikasi respondennya, mereka yang berniat membeli rumah pertama lebih menegaskan pentingnya jarak rumah dengan sarana transportasi umum, yakni sebanyak 64 persen menyatakan 'Sangat Penting'.
Sementara itu, responden upgrader, atau mereka yang ingin meningkatkan taraf kualitas rumahnya baik dari segi lokasi, luas rumah, harga, dan lain-lain, sebanyak 57 persen menyatakan 'Sangat Penting'.
Responden yang berniat membeli rumah untuk investasi hanya 54% yang menyatakan 'Sangat Penting'.
"Bagi para investor, pertimbangannya biasanya adalah pasar penyewa di sekitar lokasi. Misalnya, mereka mengincar properti di dekat perkantoran untuk disewakan kepada pekerja di sekitarnya, atau di dekat kampus untuk disewakan kepada mahasiswa yang kuliah di sana. Jadi, sarana transportasi umum tidak terlalu menjadi pertimbangan," Ike menambahkan.
Masih berbicara soal kedekatan, saat ditanya seputar lokasi, sebanyak 69 persen responden menyertakan kedekatan dengan kantor sebagai salah satu pertimbangannya. Pertimbangan lain adalah jarak dengan sekolah anak-anak, yakni sebesar 47 persen.
Â
Advertisement