Liputan6.com, Jakarta - Alice Walton adalah miliarder terkaya di dunia. Kekayaannya berasal dari Walmart yang dibangun oleh ayahnya, Sam Walton.
Dengan kekayaan saat ini berjumlah USD 44,9 miliar (Rp 661,3 triliun, USD 1 = Rp 14.730) ternyata Walton sering memakai hartanya untuk mendukung kehidupan kesenian.
Advertisement
Baca Juga
Bila menilik situs alicewalton.org, wanita 68 tahun itu memiliki rekam jejak yang kuat di dunia senia. Salah satunya mendirikan Crystal Bridges Museum of American Art yang mengoleksi lukisan Alfred Stieglitz, sampai karya yang mencerminkan kehidupan para buruh, serta karya seni outdoor.
Berkat aksinya, Walton meraih sejumlah penghargaan seni bergengsi, diantaranya: Smithsonian Institution’s Archives of American Art Medal, the American Federation of Arts Cultural Leadership Award, the John Cotton Dana Medal for Visionary Leadership in Museums.
Walton memang berbeda dari kakak-kakak lelakinya yang berperan di Walmart. Wanita ini cenderung fokus pada passion yang dia miliki di dunia seni. Miliarder ini juga aktif di dunia politik dan mendukung Hillary Clinton.
Menurut Self-Made Score Forbes, Alice mendapatkan poin 1. Hal itu artinya kekayaannya memang berasal dari warisan, dan ia tidak melakukan sesuatu untuk menambahnya.
Ia pernah mendirikan Llama Company, sebuah bank investasi yang beroperasi selama 10 tahun. Tapi sekarang miliarder ini memang lebih terkenal di dunia seni sebagai kolektor dan patron.
Â
Mary Kay Ash: Janda yang Jadi Miliarder Berkat Bisnis Kosmetik
Masih di topik wanita sukses, Mary Kay Ash bisa dijadikan teladan bagi para pebisnis wanita.Â
Lahir pada 12 Mei 1918, Mary sempat menjual buku dari pintu ke pintu dan sempat bekerja di perusahaan produk rumah. Awal kesuksesan Mary bermula pada 1963. Waktu itu ia memutuskan keluar dari pekerjaannya karena ia tidak diberikan promosi. Yang diberi promosi malah pria yang ia latih.Â
Ia memutuskan untuk menulis buku bagi para perempuan agar meraih kesuksesan. Namun, Mary memutuskan menerapkan sendiri buku itu pada kehidupannya, dan membangun sebuah bisnis bersama putranya.Â
Dibangunlah perusahaan kosmetik Mary Kay di Dallas, Texas, pada 1963. Kala itu, ia baru memasuki masa janda.
Dalam membangun bisnis, Mary menerapkan Golden Rule di perusahannya. Peraturan Emas itu terdiri atas memperlakukan orang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan, dan juga menekankan kultur agar pegawai perusahaannya menghargai orang lain bagaikan orang penting.Â
Meskipun membangun kerajaan bisnis yang menjadikannya miliarder, Mary tidak menomorsatukan bisnisnya. Prioritasnya adalah iman, keluarga, dan barulah karier muncul di urutan ketiga.
Prinsip seperti itu memperkuat budaya kesuksesan di perusahaan yang dibangunnya. Pendapatan perusahaan Mary Kay pada 2015 mencapai USD 3,7 miliar.
Mary Kay Ash meninggal pada 22 November 2001 di usia 83 tahun. Sampai saat ini, perusahaan Mary Kay masih setia mengikuti prinsip yang dibuat sang miliarder wanita itu.
Advertisement