Sukses

Atlet Anak TKI yang Raih Emas Asian Games Dapat Bonus Tambahan

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) bersama BNI, BRI dan BPJS Ketenagakerjaan memberikan apresiasi kepada tiga atlet Asian Games 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) bersama BNI, BRI dan BPJS Ketenagakerjaan memberikan apresiasi kepada tiga atlet Indonesia yang meraih medali emas di Asian Games 2018.

Ketiga atlet Asian Games tersebut yaitu atlet panjang dinding Rindi Sufriyanto, atlet pencak silat Aji Bangkit Pamungkas dan atlet panjat tebing Aries Susanti Rahayu.

Pemilihan ketiga atlet ini bukan tanpa alasan. Sebab, ketiganya merupakan anak dari mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) dan pekerja migran Indonesia (PMI). 

Ketiganya mendapatkan bonus dari BNI dan BRI masing-masing sebesar Rp 25 juta serta jaminan sosial berupa Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Kematian selama 48 bulan.

Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri mengungkapkan, para TKI yang bekerja di luar negeri memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain mampu menghasilkan devisa, para pekerja ini buktinya mampu mendidik anak-anaknya menjadi atlet berprestasi.

"Tentu kita tidak boleh luput untuk memberikan perhatian pada anak-anak pekerja migran‎. Dengan kerja keras orang tua bisa menghasilkan anak-anak yang luar biasa dan patut berikan apresiasi. Jadi jangan anggap remeh pekerja migran. Itu pekerjaan halal, juga berkontribusi besar kepada negara karena menyumbang devisa yang besar," ujar dia di Kantor Kemnaker, Jakarta, Senin (3/9/2018).

Hanif berharap, para anak TKI tidak hanya mampu berprestasi di bidang olahraga, tetapi juga di bidang-bidang lain, bahkan hingga menjadi presiden.

"Keluarga yang terus bekerja keras ini pekerja yang hebat. Saya ingin masa depan anak TKI tidak melahirkan TKI, tapi melahirkan atlet panjat tebing peraih emas, melahirkan menteri, gubernur bahkan suatu saat nanti nanti melahirkan seorang presiden. Semua orang boleh punya harapan, kita harus selalu punya harapan," ujar dia.

 

2 dari 2 halaman

Bappenas Masih Berhitung Nilai Keuntungan RI Gelar Asian Games 2018

Sebelumnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan belum ada angka pasti terkait keuntungan atau benefit yang diperoleh Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018.

Namun dia memastikan Bappenas sudah mulai menghitung meski masih harus melakukan kajian menyeluruh selama kurang lebih dua minggu hingga satu bulan ke depan untuk memperoleh jumlah yang pasti.

"Kami sedang lakukan dan sudah konferensi pers berkali-kali. Tapi kan ini baru selesai, jadi kita butuh waktu 2 minggu sampai satu bulan soal dampak ekonominya," kata Menteri Bambang saat ditemui di kantornya, Senin 3 September 2018.

Sebelumnya, berdasarkan hasil perhitungan Bappenas memperkirakan dampak langsung pengeluaran peserta dan pengunjung Asian Games 2018 akan mencapai Rp 3,6 triliun.

Empat puluh lima negara diperkirakan hadir dalam Asian Games 2018 yang mengirim 10.000 atlet dan 5.000 officials, serta akan bersaing sehat dalam 452 pertandingan olah raga.

Asian Games 2018 diprediksi mendatangkan 2 juta penonton dengan perkiraan 200 ribu orang diantaranya adalah penonton internasional.

Selain itu, 13.000 sukarelawan dan sekitar 7.000 media, baik lokal maupun internasional, juga akan ikut meramaikan dan berpartisipasi dalam acara olah raga tingkat Asia ini.

 Sementara itu, 88 persen pengeluaran berasal dari penonton dan wisatawan, diikuti 4,67 persen pengeluaran oleh atlet, 3,96 persen pengeluaran awak media, 2,34 persen pengeluaran officials, dan 0,77 persen pengeluaran sukarelawan.

Akomodasi diperkirakan menjadi komponen pengeluaran terbesar yang mencapai Rp 1,3 triliun . Sementara komponen pengeluaran terbesar kedua adalah transportasi sebesar Rp 640 miliar, ma kanan dan minuman sebesar 628 miliar rupiah, pengeluaran belanja mencapai Rp 560 miliar, dan pengeluaran hiburan sebanyak Rp 280 miliar rupiah.

Sementara itu, perkiraan investasi untuk penyiapan fasilitas pendukung Asian Games 2018, termasuk di antaranya pembangunan Gelora Bung Karno, Stadion Jakabaring, wisma atlet, dan Light Rapid Transit (LRT) mencapai Rp 34 triliun.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Â