Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina sudah mendigitalisasi 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik perseroan. Perseroan menggaet PT Telkom Indonesia untuk mendukung proses digitalisasi secara bertahap pada 5.518 SPBU di seluruh Indonesia.
Kerjasama ini dilakukan demi meningkatkan transparansi dan keakuratan data pasokan, serta konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di setiap SPBU.
"Jadi kita bisa monitor juga. Jadi ketika ada stok (BBM) yang berkurang atau lebih sedikit dari yang ditargetkan, kita bisa preventif lebih awal untuk suplainya," ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Tbk Nicke Widyawati di Jakarta, Senin (3/9/2019).
Advertisement
Dia pun menyampaikan, saat ini baru ada 10 SPBU yang telah terpasang nozzle digital. "Belum seluruhnya. Ada 10 yang sudah diimplementasi. Ini yang akan masif, karena menggunakan infrastruktur sinergi dengan beberapa BUMN," paparnya.
Adapun beberapa SPBU milik Pertamina yang telah terdigitalisasi antara lain berada di Tol Cipali arah Bandung, serta salah satu tempat pengisian bahan bakar di kawasan Fatmawati, Jakarta.
"Jadi kalau ada di tol yang ke arah Bandung itu, SPBU pertama yang di sebelah kanan itu sudah (terpasang). Dan itu sudah self service juga, cashless. Pelanggan jadi lebih cepat melayani diri sendiri, apalagi kalau nanti pakai e-money," terang dia.
Nicke menargetkan, Pertamina dapat mengimplementasikan pemasangan nozzle digital di seluruh SPBU milik perseroan paling lambat pada triwulan awal 2019.
"Kita targetkan semua SPBU yang ada 5.518 dan total nozzle-nya ada 75 ribu, paling lambat terpasang pada triwulan pertama tahun depan. Kita harapkan dalam semester kedua tahun ini sudah terimplementasi di seluruh SPBU kami," tutur dia.
Bos Pertamina Kenalkan Biodiesel 20 Persen di Dua SPBU
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Tbk Nicke Widyawati melakukan kunjungan ke dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik perseroan di kawasan Kuningan dan Matraman, Jakarta, Senin (3/9/2018).
Hal itu dilakukannya untuk peringati Hari Pelanggan Nasional yang akan jatuh pada 4 September 2018. Pada kesempatan tersebut, ia turut menyapa para pelanggan sekaligus memperkenalkan kehadiran bahan bakar baru dalam bentuk biodiesel 20 persen atau B20 yang telah diluncurkan sejak 1 September 2018.
Dia mengatakan, tugas ini dilakukannya demi mengimplementasikan mandatori terkait B20 yang pemerintah bebankan baik kepada perusahaan PSO maupun non-PSO.
Baca Juga
"Kami mau mendedikasikan manfaatnya. Tadi ada sopir Kopaja yang mengaku, ternyata B20 lebih baik dan lebih irit. Saya juga menekankan, sekaligus harus dipahami bahwa B20 lebih baik untuk lingkungan," ungkap dia di SPBU COCO Kuningan, Jakarta.
Dia menambahkan, aturan penggunaan B20 ini wajib diterapkan oleh berbagai pihak pemakai biosolar, baik individu maupun sektor industri. Selain itu, ia menyampaikan, publik mengapresiasi keberadaan bahan bakar ini.
"Alhamdulillah pelanggan menilai B20 lebih baik untuk kendaraannya," ucap Nicke.
Advertisement