Sukses

Berbalik Arah, IHSG Dibuka Menguat Tipis ke 5.972,60

Investor asing beli saham Rp 4,12 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.810.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Investor asing melakukan aksi beli.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (3/9/2018), IHSG menguat 7,18 poin atau 0,12 persen ke posisi 5.974,76.

Penguatan tersebut berlanjut pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB dengan menguat tipis 4,31 poin atau 0,07 persen ke posisi 5.972,60.

Indeks saham LQ45 ikut naik 0,09 persen ke posisi 942,07. Seluruh indeks saham acuan kompak berada di zona hijau.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.978,73 dan terendah 5.970,65.

Sebanyak 95 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 52 saham melemah dan menekan IHSG. Selain itu 116 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 9.292 kali dengan volume perdagangan 91 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 104,2 miliar.

Investor asing beli saham Rp 4,12 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.810.

Hari ini, sektor saham yang menguat dan melemah sama besar. Sektor tang menguat adalah pertambangan, kontruksi, infrastruktur dan keuangan.

Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham SMDM mendaki 7,38 persen ke posisi Rp 160 per saham, saham LRNA naik 6,86 persen menjadi Rp 109 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham TMPO turun 9,26 persen ke posisi Rp 155 per saham, saham MOLI merosot 5,06 persen ke posisi Rp 1.120 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Prediksi Analis

IHSG tampaknya akan terkoreksi untuk beberapa hari ke depan. Tren pelemahan ini, menurut analis, masih cukup besar membayangi laju IHSG sepekan ini.

Analis PT Kresna Securities William Mamudi mengatakan IHSG bakal melemah dalam sepekan. 

"Tren-nya sepertinya memang bakal terus terkoreksi ya, belum ada tanda-tanda bakal positif kembali," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Secara teknikal, kata Mamudi, IHSG diproyeksikan pada level support 5.700 dan resisten 6.100. Meski begitu, merosotnya IHSG tidak ada sangkut-paut dengan sentimen eksternal atau global.

"Depresiasi rupiah atau krisis Argentina, saya rasa nggak ada ya. Isu lama juga kan pelemahan nilai tukar ini. Ya mungkin ada tapi kecil kontribusinya," kata dia.

Pada kesempatan ini, Mamudi cenderung menyarankan saham di sektor komoditas atau pertambangan.

Saham tersebut antara lain PT Aneka Tambang tbk (ANTM) dan juga PT Adaro Energy Tbk (ADRO).  "Dua itu saja saya pikir rekomendasi hari ini," tutupnya.