Sukses

Venezuela Bakal Naikkan Harga BBM pada Oktober 2018

Venezuela akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi pada Oktober 2018.

Liputan6.com, Caracas - Venezuela akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) atau bensin subsidi pada Oktober 2018. Kenaikan harga BBM ini di tengah pemerintah dilanda krisis dan berusaha topang pundi-pundinya saat terjadi hiferinflasi sehingga menekan ekonomi.

Hal itu disampaikan Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Senin waktu setempat. Maduro menuturkan, pemerintah juga akan meluncurkan sistem pembayaran baru menggunakan kartu identitas yang didukung negara di dekat perbatasan.

Hal tersebut untuk membatasi penyelundupan. Selain itu, dengan sistem diharapkan dapat meningkatkan harga sesuai kondisi global.

Sebelumnya, Venezuela meski krisis, harga bahan bakar ditetapkan sangat rendah sehingga setara USD 1 dengan 400 ribu gallon bahan bakar. Hal itu melumpuhkan pendapatan negara dan mendorong penyelundupan.

"Selama September, Oktober, setelah sistem itu bekerja, kami akan tetapkan sistem subsidi dan harga bensin akan ditetapkan pada harga internasional," ujar dia seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (4/9/2018).

Maduro pun tidak menawarkan detil tambahan. Bila Venezuela menaikkan harga BBM, hal itu pertama kali dalam 20 tahun. Kenaikan harga BBM menjadi isu sensitive sejak kerusuhan pecah pada 1989 sebagai respons terhadap langkah-langkah penghematan yang termasuk harga bensin lebih tinggi.

Selama bertahun-tahun, pengemudi membayar bahan bakar dalam bentuk recehan. Seringkali pengemudi memberi jatah pekerja stasiun pom bensin untuk isi tangki kendaraan pengemudi.

Para ahli memperkirakan, Venezuela kehilangan sekitar USD 5 miliar atau sekitar Rp 74,87 triliun (asumsi kurs Rp 14.974 per dolar AS). Para kritikus pun mempertanyakan bagaimana warga Venezuela membayar harga bahan bakar yang sama dengan yang dihadapi di Amerika Serikat.

Hal ini mengingat penghasilannya telah dihancurkan oleh inflasi yang tak terkendali. Sebelumnya berdasarkan IMF, pemerintah telah mempertahankan harga bensin meski inflasi diperkirakan mencapai 1 juta persen pada 2018.

 

2 dari 2 halaman

Dubes Venezuela untuk RI Paparkan Kondisi di Negaranya

Sebelumnya, Duta Besar Venezuela untuk Indonesia Gladys Urbaneja Duran bersama Wakil Menteri Luar Negeri Venezuela untuk Wilayah Asia, Timur Tengah, dan Oceania Ruben Dario Molina menggelar pertemuan di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu 2 September 2018.

 Pertemuan ini untuk membahas berbagai kisruh ekonomi dan politik yang menimpa negara tersebut.

Duran mengatakan, untuk dua hari ke depan ia akan melakukan pertemuan-pertemuan khusus di kantor sekretariat ASEAN dan beberapa pertemuan lainnya.

"Kami belum bisa berkata banyak, namun satu hingga dua hari ke depan akan ada banyak meeting. Saya akan sampaikan langsung jika ada informasi terbaru," tuturnya di Hotel Gran Melia, Minggu.

Molina berujar, pemberitaan-pemberitaan di media internasional yang selama ini beredar tidak semua benar adanya. Ia menilai, ada beberapa negara liberal yang sengaja menyerang Venezuela.

"Media internasional juga framing, melebih-lebihkan. Mereka bilang kalau di Venezuela ada diktator, mereka bilang kalau di Venezuela ada penyelundupan narkoba. Menuduh kota telah melakukan pembunuhan. Itu merupakan cara mereka untuk memanipulasi," ujarnya.

Menurut Ruben, negara-negera penganut liberal ada yang dengan sengaja menginginkan kejatuhan akan negara Venezuela.

"Kita diserang karena kita sedang menjalankan rencana kebebasan ekonomi karena setiap negara harus punya akses terhadap kekayaan negaranya sendiri," ungkapnya.

"Jadi mereka menyerang karena mereka ingin mempertahankan posisinya untuk menunjukan kekuatannya dengan mendominasi kekayaan alam dibanyak negara," tutur dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: