Sukses

AP I Ajak Pengusaha Investasi di Bandara

PT Angkasa Pura I sedang mengembangkan tiga proyek bandara yang termasuk proyek strategis nasional.

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) mengumpulkan para pengusaha dan membuka peluang kerja sama di berbagai bandara.

Ini seiring akan beroperasinya beberapa bandara lain yang ditargetkan selesai 2019 dan 2020. Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I, Devy Suradji mengatakan, ada tiga proyek pengembangan bandara yang sedang dilakukan oleh Angkasa Pura I.

Proyek itu bagian dari proyek strategis nasional (PSN), yaitu Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, dan Bandara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo. Bahkan, Bandara Ahmad Yani sudah mulai beroperasi sejak Juni 2018 lalu meskipun pembangunannya belum tuntas seratus persen. 

"Selain itu, Angkasa Pura I juga melakukan pengembangan bandara lainnya, seperti Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, T3 Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Lombok Praya, Bandara Sam Ratulangi Manado, dan Bandara El Tari Kupang," kata Devy kepada wartawan, Kamis (6/9/2018).

Pengembangan sembilan bandara tersebut merupakan solusi untuk mengatasi lack of capacity yang terjadi di bandara-bandara tersebut. Kapasitas bandara tidak dapat mengimbangi pertumbuhan trafik penumpang yang meningkat signifikan setiap tahunnya. 

Misalnya di Bandara Ahmad Yani Semarang, yang hanya memiliki kapasitas 800 ribu penumpang per tahun, namun pada 2017 lalu dipaksa melayani 4,4 juta penumpang.

Dengan beroperasinya terminal baru, Bandara Ahmad Yani Semarang kini dapat melayani 6,9 juta penumpang per tahun atau hampir sembilan kali lipat. 

Pada 2017, 13 bandara Angkasa Pura I melayani hampir 90 juta penumpang, tumbuh 6 persen dibanding tahun sebelumnya.

Berdasarkan survei Customer Satisfaction Index (CSI) yang dilakukan oleh Indonesia National Air Carriers Association (INACA), 40 persen penumpang tersebut melakukan perjalanan lebih dari 5 kali dalam setahun. Lalu 64 persen penumpang melakukan aktivitas berbelanja di bandara. 

Potensi pertumbuhan trafik penumpang yang relatif tinggi dari tahun ke tahun serta massifnya pengembangan bandara-bandara tersebut merupakan peluang yang bagus bagi para pelaku bisnis ritel untuk menjadi mitra usaha di bandara. 

"Untuk itu kami mengundang para pebisnis dan pemilik merek untuk bergabung sebagai mitra usaha di bandara-bandara Angkasa Pura I, bersama-sama tumbuh bersama Angkasa Pura I, memberikan pelayanan dan pengalaman unik di bandara kepada para pengguna jasa,” ujar Devy. 

Devy menuturkan, keberadaan mitra usaha di bandara secara otomatis akan meningkatkan kinerja bisnis bandara. Para mitra usaha ini juga berperan dalam menambah kenyamanan di bandara. 

 

 

2 dari 2 halaman

AP I Obral Insentif

Sebelumnya, PT Angkasa Pura I (Persero) akan memberikan beberapa program insentif menarik bagi maskapai penerbangan yang beroperasi di bandara-bandaranya. Langkah ini untuk mendukung pemasaran kepada maskapai penerbangan yang beroperasi di bandara yang dikelola perseroan.

Direktur Pelayanan dan Pemasaran Angkasa Pura I Devy Suradji menjelaskan, program insentif ini dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan trafik penumpang dan pergerakan pesawat serta memperkuat dan mempertahankan jejaring (network) rute udara yang ada di bandara-bandara Angkasa Pura I.

“Secara garis besar, program insentif yang kami berikan adalah berupa ‘new route incentive scheme’ atau skema insentif yang diberikan kepada maskapai yang melakukan pembukaan rute baru di bandara-bandara Angkasa Pura I, dan ‘additional flight frequency incentive scheme’ atau skema insentif yang diberikan kepada maskapai yang melakukan penambahan frekuensi penerbangan atas rute yang sudah ada di bandara-bandara Angkasa Pura I,” katanya dalam keterangan tertulis Selasa, 28 Agustus 2018.

'New route incentive scheme' diberikan berupa pembebasan biaya pendaratan (landing fee) selama setahun penuh bagi rute atau penerbangan baru domestik di semua bandara Angkasa Pura I, kecuali di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Juanda Surabaya, dan Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

Selain itu, ada lagi pembebasan biaya landing fee selama setahun penuh bagi rute atau penerbangan baru internasional di semua bandara Angkasa Pura I kecuali di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dan Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

Insentif untuk maskapai juga diberikan dalam bentuk pembebasan biaya aktivitas promosi maskapai di dalam perimeter bandara selama sebulan penuh dan pembebasan biaya aktivitas inagurasi pembukaan rute baru di bandara.

Sementara 'additional flight frequency incentive scheme' diberikan berupa potongan harga (diskon) biaya pendaratan (landing fee) sebesar 50 persrn selama setahun penuh bagi maskapai yang melakukan penambahan frekuensi penerbangan domestik di 9  bandara Angkasa Pura I dan diskon 25 persen di Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Diskon ini tidak berlaku di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dan Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

Sedangkan untuk penambahan frekuensi penerbangan internasional, berlaku diskon landing fee sebesar 50 persen selama setahun penuh di seluruh bandara Angkasa Pura I, kecuali di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dan Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

"Diharapkan program-program insentif tersebut dapat membantu maskapai dalam mengembangkan bisnisnya, khususnya dalam pembukaan rute-rute baru dan penambahan frekuensi penerbangan. Upaya ini merupakan bentuk kontribusi Angkasa Pura I dalam memajukan industri aviasi nasional, mendorong peningkatan lalu lintas transportasi udara, mengoptimalkan kinerja bandara, sekaligus memberikan alternatif pilihan jadwal penerbangan bagi masyarakat," ucap Devy.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini: