Sukses

Jalan Perbatasan Kalimantan Timur Bakal Gantikan Jalur Transportasi Sungai

Selain membangun jalan paralel perbatasan Kalimantan Timur, Kementerian PUPR juga menyiapkan jalan akses penopang yang akan tersambung dengan ruas tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus membangun jalan paralel perbatasan Kalimantan di Kalimantan Timur sepanjang 243,55 km. Salah satu tujuannya, yakni untuk mengalihkan jalur transportasi masyarakat sekitar yang selama ini berpaku terhadap keberadaan sungai besar seperti Sungai Mahakam.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XII Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Refly Ruddy Tangkere mengatakan, pihaknya mengutamakan faktor keberadaan pemukiman warga dalam pengerjaan jalan beraspal ini.

"Dari sistem jaringan yang kita bangun ini, kita berupaya ada multifaktor yang menjadi kriteria yang kita ambil untuk penentuan ruas. Kita berupaya jalan ini bisa menyentuh pemukiman," terang dia di Balikpapan, Jumat (7/9/2018).

Dari pantauan Liputan6.com, jalan paralel perbatasan ini dikerjakan di tengah lahan berbukit yang secara akses sulit dijamah.

Keberadaan jalan ini juga kelak akan membuka akses kepada masyarakat di pedalaman Kalimantan yang selama ini memanfaatkan jalur sungai jalur transportasi utamanya, seperti di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, yang hingga kini belum tersentuh jalan beraspal.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Jalan Akses Penopang

Selain membangun jalan paralel perbatasan di Kalimantan Timur, Kementerian PUPR juga menyiapkan jalan akses penopang yang akan tersambung dengan ruas tersebut, yakni Jalan Tering-Long Bagun-Long Pahangai sepanjang 235 km.

"Tentunya begini. Kalau lihat kehidupan orang pedalaman, akses (jalan) belum terbuka. Mereka menggunakan akses sungai, sehingga perkampungan-perkampungannya ada di sana," kata Refly.

Dia melanjutkan, pemerintah sebisa mungkin berupaya agar jalan perbatasan ini bisa menyentuh pemukiman warga Kalimantan. Tapi, sambungnya, terdapat beberapa kendala yang harus diselesaikan, seperti membelah barisan bukit untuk dapat mencapai tepian sungai di mana rumah warga berada.

"Kalau dia tinggal di daerah dataran sebenarnya enggak ada masalah. Tapi kalau dia tinggal di bawah, ini membutuhkan biaya yang besar," kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Perbandingan Biaya

Secara perbandingan biaya, dia menyebutkan, prinsip membangun jalan baik di kawasan perbatasan ataupun jalan arteri di tengah kota sebenarnya sama. Namun, ia menekankan, lagi-lagi persoalan lansekap menjadi kendala utamanya.

"Mahal atau tidaknya itu tergantung dari medan. Kalau ini di daerah yang datar, tentu lebih murah. Daerah yang datar tapi tanah lunak, tentu lebih mahal daripada yang di perbukitan. Jadi tergantung dari kondisi di lokasi.