Sukses

Koperasi Jadi Penyelamat Ekonomi RI Saat Krisis 1998

Saat krisis 1998 industri perbankan menolak masyarakat sehingga mereka berbondong-bondong beralih ke koperasi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga menghadiri perayaan ulang tahun Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Nasari yang ke-20. Dalam acara tersebut, Puspayoga menceritakan tentang bagaimana peran besar koperasi dalam menyelamatkan ekonomi bangsa saat krisis 1998.

"Tahun 1998 krisis ekonomi itu memang koperasi UKM itu penyelamat ekonomi kita. Dan waktu itu memang banyak koperasi yang jadi hidup karena trust (kepercayaan) masyarakat," kata Puspayoga di Gedung Smesco, seperti ditulis Jumat (7/9/2018).

Saat itu, lanjutnya, bank banyak yang menolak masyarakat sehingga mereka berbondong-bondong beralih ke koperasi.

"Bank masih 60 persen, enggak mau waktu itu. Koperasi yang walaupun 20 persen walaupun 15 persen, mau," ujarnya.

Kendati demikian, dia menegaskan kondisi yang saat ini terjadi sangat berbeda dengan 1998.

"1998 itu krisis itu pertumbuhan ekonomi kita minus 13 persen. Sekarang pertumbuhannya bagus, malah di atas target 5,27 persen," ujarnya.

Selain itu, 20 tahun silam Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah juga tercatat cukup tinggi.

"NPL dulu sampai 30 persen, sekarang di bawah 5 persen, situasi normal. Soal pelemahan Rupiah itu kan karena kebijakan-kebijakan Trump, Amerika naikkan suku bunga segala ya itu pasti berpengaruh kepada semua negara bukan Indonesia saja."

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

UKM dan Koperasi Mampu Bertahan

Senada, Kepala KSP Nasari, Sahala Panggabean mengungkapkan kondisi 20 tahun lalu.

"Koperasi Indonesia penyelamat ekonomi bangsa, itu pada 1998 ada krisis. Nasari waktu itu lahir jadi anak kandung reformasi artinya di situ krisis yang sangat multi-dimensi krisis kepemimpinan, krisis politik, krisis ekonomi dan sebagainya," ujarnya.

Saat itu koperasi dan UKM lebih bisa bertahan dari guncangan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan swasta.

"UKM dan Koperasi bertahan bagus. Jadi bahkan swasta-swasta besar konglomerat itu bawa kabur uang dari Indonesia 616 triliun. Jadi gak terpuji. Akhirnya teruji koprasi itu eksis," ujarnya.

Ke depannya, di berharap koperasi-koperasi di Indonesia bisa bersatu dan lebih kompak.

"Jadi rencana kita ke depan ya terus kita bersatu koperasi Indonesia seperti perbanas, Himbara organisai-organisasi untuk bisa menyatu." tutup dia. 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com