Liputan6.com, Jakarta - Bandar Udara (Bandara) Internasional Silangit di Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara (Sumut), resmi berganti nama menjadi Bandara Internasional Raja Sisingamangaraja XII. Perubahannama Bandara Silangit itu ditandai dengan terbitnya Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 1404 Tahun 2018.
Terbitnya keputusan itu diketahui dari surat Kepala Biro Hukum Kementerian Perhubungan kepada Sekretaris Ditjen Perhubungan Udara Direktur Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara. Pada surat bernomor 243/Srt/B.IV/IX/2018 itu dijelaskan bahwa keputusan menteri yang mengganti nama bandara itu dibuat pada 3 September 2018. Namun, tidak dijelaskan alasan yang melatarbelakangi pergantian nama itu.
Advertisement
Baca Juga
Pada surat bertanggal 4 September 2018 itu, Kepala Biro Hukum Kemenhub Wahju Adji meminta agar aparat terkait untuk menindaklanjuti keputusan Menteri Perhubungan.
Bupati Taput Nikson Nababan membenarkan pergantian nama Bandara Silangit menjadi Bandara Raja Sisingamangaraja XII. Dia mengatakan, kebijakan itu telah disetujui Presiden Joko Widodo.
"Iya benar sudah diganti dan sudah diresmikan," kata Nikson.
Bandara Silangit digarap sejak zaman penjajahan Jepang. Pada 1995 landasan pacunya diperpanjang menjadi 1.400 meter. Di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), landasan pacunya kembali diperpanjang menjadi 2.400 meter x 30 meter.
Reporter: Yan Muhardiansyah
Sumber: Merdeka.com
Bandara Silangit Siap Sambut Penerbangan Langsung Internasional
Bandara Internasional Silangit, Siborong-Borong, sudah sangat representatif baik dalam hal teknis maupun non teknis. Bandara ini pun telah siap menyambut direct flight internasional.
Penerbangan langsung internasional pertama Bandara Silangit dilakukan maskapai Malindo Air pada Jumat (17/8/2018). Malindo ini menghubungkan Bandara Sultan Abdul Aziz Shah, Subang, Malaysia, dengan Bandara Silangit.
Selain rute tersebut, Silangit juga siap menyambut kehadiran AirAsia. Maskapai ini menghubungkan Silangit dengan Bandara Internasional Kuala Lumpur 2, Malaysia. Jadwal penerbangan ini akan dimulai 28 Oktober 2018.
“Secara menyeluruh, Bandara Silangit sudah siap mendukung direct flight untuk Malindo. Lalu, artinya juga siap menerima kehadiran AirAsia nanti. Kami tentu gembira karena bisa mendukung flight perdana Malindo secara lancar dan aman,” ujar Executive General Manager Bandara Internasional Silangit, Eri Braliantoro, Jumat (17/8/2018).
Persiapan matang sudah dilakukan otoritas Bandara Silangit. Sehari jelang kedatangan Malindo Air, otoritas Bandara melakukan simulasi kedatangan dan keberangkatan wisatawan internasional. Berbagai piranti pendukung teknis maupun non-teknis diaktifkan. Hasilnya positif dan proses simulasi berjalan lancar.
“Kami mempersiapkan semuanya secara matang. Semua aspek dilihat. Pemeriksaan juga pengecekan dari sisi custom, immigration, dan quaratine semuanya clear. Dari sisi sistem, pengamanan, hingga X-Ray juga bagus. Sebab, kami memang didukung peralatan yang memadai,” ucap Eri.
Guna meningkatkan efisiensi waktu, Bandara Silangit menerapkan fasilitas semi Baggage Handling System (BHS), khususnya untuk penerbangan internasional. Bandara Silangit juga memiliki fasilitas self check in atau check in mandiri. Digital banner juga sudah dipasang di banyak spot, sehingga wisatawan dapat melihat informasi dengan mudah.
Lebih lanjut, untuk menunjang mobilitas wisatawan, Bandara Silangit mejalankan konsep Flight Information Display System (FIDS). Sementara itu, guna enjamin akurasi, X-Ray baggage dan cabin telah terpasang di pintu kedatangan.
Eri menambahkan, pengecekan dari custom dan instansi terkait dilakukan secara berkala. Proses layanan gate internasional juga sesuai standard Level of Service milik Kementerian Perhubungan. Artinya, proses antre imigrasi hingga pengambilan bagasi bisa dilakukan lebih cepat.
“Bandara ini sudah siap melayani direct flight internasional secara reguler. Pengecekan sistem oleh Bea Cukai dan instansi lain sudah bagus. Penumpang datang hingga keluar ini bisa dilakukan lebih singkat. Semua masih sesuai regulasi standard dari Level of Service. Secara umum, pengembangan bandara ini sedang gencar. Akhir tahun ini semua pengembangan fisik akan selesai,” kata Eri.
Bandara Silangit juga terus melakukan upgrade secara fisik. Kapasitas terminal akan terus dikatrol hingga 750 ribu penumpang per tahun. Saat ini, Bandara Silangit memiliki daya tampung 500 ribu wisatawan.
Namun, hingga akhir 2017 realisasi kunjungan baru 280 ribu wisatawan. Target 400 ribu sampai 450 ribu orang pun dibidik sepanjang 2018 ini.
“Bandara ini sudah sesuai fungsinya. Semua sistem sangat mendukung direct flight dari mancanegara. Sejak awal dibangun hingga menjadi bandara kelas menengah, perkembangannya sangat cepat sekali. Bukan hanya wisman, traffic untuk domestik juga sangat padat,” ujar Direktur Utama Otorita Danau Toba (BPODT), Ari Prasetyo.
Pengembangan Bandara Silangit memang kompleks. Apron pesawat diperluas hingga bisa menampung parkir enam pesawat. Jumlah taxiway juga ditambah menjadi dua. Bandara ini memiliki runway 45 meter dan panjang 2.650 meter. Semua proyek ini ditarget selesai akhir tahun 2018.
Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata, Sumarni, menyambut gembira perkembangan Bandara Silangit.
“Pengembangan bandara secara menyeluruh memang terus dilakukan. Progres dari Bandara Silangit ini sangat cepat. Pengembangannya cukup kompleks, mulai dari apron, taxiway, hingga terminalnya. Cara sangat ideal, apalagi tren pergerakan wisman sebelumnya sudah tinggi. Sebelum direct flight Malindo, wisman transit di Kualanamu bahkan Jakarta,” ucapnya.
Kesiapan sekaligus jalannya pengembangan Bandara Silangit membuat Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, merasa puas. Sebab, destinasi Danau Toba memiliki atraksi yang kuat.
“Kunjungan wisman ke Danau Toba akan terus naik. Danau Toba ini eksotis. Kami juga yakin jumlah maskapai yang membuka direct flight akan terus bertambah. Artinya, kesiapan bandara mutlak dibutuhkan,” kata dia.
(*)
Advertisement