Sukses

Gigih Prakoso Resmi Jabat Direktur Utama PGN

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa 2018 (RUPSLB) Senin (10/9/2018).

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa 2018 (RUPSLB) di Hotel Four Seasons Jakarta, Senin (10/9/2018).

Hasil RUPSLB ini, Gigih Prakoso resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama PGN yang baru menggantikan Jobi Triananda Hashim. Sebelumnya, Gigih Prakoso menjabat Direktur Manajemen Investasi dan Risiko di PT Pertamina (Persero).

"Berubahnya direktur utama menjadi Gigih Prakoso ini sudah diaklamasi oleh pemegang saham dimana sebesar 79 persen telah setuju," tutur Sekretaris Perusahaan PGN Rahmat Utama di Jakarta, Senin pekan ini.

Sementara itu, Komisaris Utama Wiratmaja Puja mengatakan, keputusan penggantian direktur utama PGN didasarkan keputusan pemegang saham seri A Dwiwarna. "Pertimbanganya ini dari pelaku kewenangan pemegang saham seri A dwiwarna," ujar dia.

Penunjukan Gigih Prakoso sebagai Direktur Utama PGN diputuskan dalam mata acara tiga di RUPSLB. Adapun tiga mata acara yang dibahas dalam RUPSLB kali ini antara lain: 

1. Pemaparan dan evaluasi kinerja semester I-2018 perusahaan,

2. Perubahan anggaran dasar perusahaan dan

3. Perubahan susunan pengurus perusahaan.

Berikut susunan Direksi PGN yang baru: 

Dewan Direksi

Direktur Utama: Gigih Prakoso 

Direktur Keuangan: Said Reza Pahlevi

Direktur Infrastruktur dan Teknologi: Dilo Seno Widagdo

Direktur Komersial: Danny Praditya 

Direktur SDM dan Umum: Desima Equalita Siahaan.

 

2 dari 2 halaman

Semester I 2019, PGN Tuntaskan Bayar Akuisisi 51 Persen Saham Pertagas

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) akan mencicil uang pembelian 51 persen saham PT Pertamina Gas (Pertagas) pada akhir September 2018 ini. Pembayaran ini akan dilakukan melalui dua tahap.

Direktur Utama PGN, Jobi Triananda mengatakan, sisa pembayarannya ini akan dibayar pada semester I 2019. Adapun PGN resmi mengambil alih 51 persen saham Pertagas dengan nilai akuisisi sebesar USD 1,2 miliar atau setara Rp 16,6 triliun.

"Tahap pertama 50 persen cash dari kas perseroan yang akan kita bayarkan di akhir September ini. 50 persen Sisanya semester I 2019, kita sekarang sedang melihat mana yang paling optimal dari sisi pembiayaannya, karena kita akan melakukan pinjaman," tutur dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin 27 Agustus 2018.

Meski begitu, Jobi masih belum bisa memaparkan lebih lanjut terkait pinjaman atau pendanaan lain tersebut.

"Bentuknya belum bisa kami sampaikan sekarang, karena masih dalam pembicaraan internal," ujar dia.

Jobi juga menjelaskan, PGN menyicil uang pembelian sebesar 51 persen untuk Pertagas disebabkan beberapa pertimbangkan, salah satunya adalah pengembangan infrastruktur.

"Kenapa hanya 51 persen, karena kami melihat kami juga butuh setelah integrasi untuk pengembangan infrastruktur. Kami tidak mau USD 1,2 miliar ini habis hanya untuk biaya akuisisi Pertagas," kata dia.

"Kami juga punya banyak proyek yang butuh pembiayaan, misalnya Indonesia timur, kami saat ini sedang menunggu tindak lanjut lelang PLN untuk LNG sampai di Indonesia Tengah dan Timur. Kami bisa kembangkan infrastruktur baru tidak hanya di Jawa dan Sumatera tapi juga menyentuh Sulawesi, Papua serta kepulauan yang lain," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Â