Sukses

Industri Jasa Keuangan Tak Terganggu Pelemahan Rupiah

Untuk mendorong kegiatan ekonomi di dalam negeri terus meningkat, pemerintah mendorong penguatan pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan nilai tukar rupiah tidak mengganggu industri jasa keuangan nasional. Hal ini terlihat dari sejumlah indikator yang masih bergerak secara positif.

Juru Bicara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sekar Putih Djarot mengatakan, salah satu indikator yang menunjukan tren positif yaitu penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di perbankan yang tumbuh sebesar 6,8 persen.

“Dari hal ini kami melihat bahwa kondisi masih terjaga dalam manageble,” ujar dia dalam Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta, Senin (10/9/2018).

Seluruh pihak jasa keuangan, lanjut Sekar, akan mendukung pemerintah dalam sejumlah program ekonomi yang sedang dijalankan. Di antaranya terkait pembiayaan dalam transaksi ekspor.

“Dari semua itu, kami berharap koordinasi terus ditingkatkan, khususnya antara pihak pemerintah dan BI. Sehingga, industri hingga saat ini masih dalam keadaan terjaga. Sejauh ini kami mengapresiasi kebijakan pemerintah yang telah melakukan intervensi kepada pasar,” jelas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Fundamental Ekonomi

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir menambahkan, saat ini fundamental ekonomi di dalam negeri masih sangat kuat. Hal ini diperlihatkan dengan tingkat inflasi yang masih rendah yakni 3,2 persen.

Untuk mendorong kegiatan ekonomi di dalam negeri terus meningkat, kata dia, pemerintah mendorong penguatan pariwisata. Pada 18 Agustus lalu, sambung dia, pemerintah sudah memutuskan memberikan KUR pariwisata kepada UMKM dengan bunga 7 persen.

“Saya yakin dengan bersama-sama dengan masyarakat, dengan pemberitaan yang seimbang, saya yakin masyarakat percaya ekonomi solid sehingga nilai tukar kita menjadi seimbang,” tandas dia.