Sukses

Bangun 83.392 Rumah di Lombok, BNPB Ajukan Tambahan Anggaran Rp 5,1 Triliun

Masing-masing kepala keluarga yang rumahnya rusak berat akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 50 juta untuk mulai membangun kembali rumahnya.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 5,1 triliun. Hal ini dikemukakan oleh Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo dalam rapat penanganan gempa NTB, di gedung DPR RI.

"Ada usulan tambahan dari kementerian atau lembaga misalnya dari BNPB sebesar Rp 5,1 triliun," kata dia, di DPR RI, Jakarta, Senin (10/9/2018).

Dia menjelaskan, dana tersebut akan dipakai untuk mendukung pembangunan 83.392 unit rumah yang rusak berat akibat gempa bumi.

"Untuk bantuan stimulan untuk rumah penduduk untuk membantu. Kalau surat terakhir 83.392 unit yang mendapatkan Rp 50 juta per rumah tadi," jelas dia.

Untuk diketahui Pemerintah telah memutuskan untuk memberikan bantuan finansial kepada kepala keluarga yang rumahnya rusak berat akibat gempa bumi di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Masing-masing kepala keluarga yang rumahnya rusak berat akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 50 juta untuk mulai membangun kembali rumahnya.

Bantuan tersebut akan diberikan dalam lima tahap. Selain bantuan berupa uang, Pemerintah melalui Kementerian PUPR, juga membentuk tim khusus untuk mendampingi masyarakat dalam membangun hunian tahan gempa.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pemerintah Akan Perbaiki 80 Ribu Rumah Korban Gempa Lombok Selama 6 Bulan

Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, pemerintah memberikan target untuk pemulihan bangunan pascagempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Setidaknya ada sekitar 80 ribu rumah yang akan segera diselesaikan pembangunannya dalam jangka waktu enam bulan ke depan.

"Ketika para korban kembali ke rumah masing-masing, rumah itu kan sedang disiapkan konstruksinya oleh KemenPUPR. Insyaallah dalam waktu enam bulan bisa selesai seluruh bangunan konstruksinya. Sekitar 80 ribu rumah itu kita tinggal menunggu verifikasi dari kepala daerah," kata Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/9/2018).

"Sedang bangunan lain yang berkaitan dengan fasilitas sosial itu kami targetkan setahun. Seperti masjid, sekolah, rumah sakit," ucap dia.

Agus juga menjelaskan, saat ini pemerintah juga fokus menangani trauma psikis bagi para korban gempa Lombok. Setidaknya ada 90 pendamping layanan kejiwaan yang disebar pada 12 titik wilayah korban gempa.

"Rehab sosial itu fokusnya pada program-program trauma healing dan sudah dipersiapkan sekitar 90 pendamping layanan psikologi sosial yang sudah kami sebar di sekitar 12 titik di seluruh NTB, Lombok dan Sumbawa," ucap Agus.

Sebelumnya, Kepala Sub-Tanggap Darurat Bencana Palang Merah Indonesia (PMI), Ridwan Sobri Carman, mengatakan pemulihan psikologis para korban gempa di Lombok, NTB masih diperlukan. Sebab, banyak korban trauma akibat gempa yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Perlu dilakukan sangat masif. Karena katakanlah yang masih utuh seperti kita normal saja masih takut untuk masuk ke rumahnya," kata Ridwan di dalam sebuah diskusi bertajuk "Lombok Status Bencana dan Kita" di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8/2018).