Sukses

Kesepakatan Brexit Dorong Kenaikan Harga Emas

Melemahnya mata uang negara berkembang dan meningkatnya suku bunga AS telah mendorong reli dolar AS sehingga menekan harga emas.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Senin karena adanya harapaan selesainya kesepakatan Brexit lebih cepat dari perkiraan awal. Harapan tersebut mendorong kenaikan nilai tukar sterling dan euro dan membuat harga emas lebih murah untuk pembeli di Inggris dan Zona Euro.

Mengutip Reuters, Selasa (11/9/2018), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen ke level USD 1.195,91 per ons pada pukul 1.41 siang waktu New York. Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun 60 sen atau 0,1 persen ke level USD 1.199,80 per ounce.

Pendorong penguatan harga emas karena adanya penyelesaikan kesepakatan Brexit. Kepala juru runding Uni Eropa Michel Barnier mengatakan, kesepakatan tentang keluarnya Inggris dari blok Eropa akan realistis dalam enam hingga delapan minggu ke depan.

Harga emas pun secara perlahan mulai menguat setelah sebelumnya mengalami tekanan yang sangat dalam.

Emas telah anjlok lebih dari 12 persen dari level tertinggi di USD 1.365,23 per ounce yang dicetak pada April karena sengketa perdagangan.

Melemahnya mata uang negara berkembang dan meningkatnya suku bunga AS telah mendorong reli dolar AS sehingga menekan harga emas.

Harga emas juga sempat merosot di awal perdagangan Senin karena investor mencari keamanan dalam dolar AS karena adanya ketegangan perang dagang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Prediksi Sepekan

Rilis data tenaga kerja dan upah Amerika Serikat (AS) diperkirakan pengaruhi gerak harga emas pada pekan ini.

Dengan kenaikan upah di AS akan menjadi pertimbangan bank sentral AS atau the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga. Hal tersebut akan berdampak terhadap harga emas.

Pada Jumat pekan lalu, rilis data tenaga kerja pada Agustus mendorong harga emas di bawah posisi USD 1.200 per ounce. Harga emas untuk pengiriman Desember ditransaksikan di posisi USD 1.200,40 per ounce. Ini akan pengaruhi harga emas pada pekan ini.

"Harga emas akan melemah dan coba level terendah pada pekan ini. Jangan terkejut bila sentuh USD 1.183 dalam jangka pendek," ujar Head of Global Strategy TD Securities, Bart Melek, seperti dikutip dari laman Kitco, Senin (10/9/2018).

Harga emas berbalik arah menyusul laporan tenaga kerja AS dari Agustus yang bertambah 210 ribu. Sementara tingkat pengangguran tetap di 3,9 persen. Sementara itu, rata-rata upah naik 0,4 persen pada Agustus 2018. Sedangkan kenaikan gaji tahunan menjadi 2,9 persen yang termasuk pertumbuhan terkuat dalam sembilan tahun.

"Pertumbuhan upah secara riil juga jadi katalis menekan inflasi. Suku bunga the Fed akan naik bertahap. Kami berpikir hal itu tidak terlalu menekan emas. Namun, sulit melihat reli harga emas secara signifikan sementara the Fed tidak mundur," tutur Melek.

Sementara itu, Ekonom Capital Economics, Paul Ashworth menuturkan, rata-rata penghasilan per jam naik merupakan berita besar bagi the Federal Reserve.

"Ini jelas menunjuk pada kenaikan suku bunga lainnya pada pertemuan the Federal Reserve berikutnya. Kemungkinan akan naik 25 basis poin. The Fed memperkirakan kenaikan suku bunga sebanyak dua kali lagi," ujar dia.