Sukses

Ternyata Crazy Rich Indonesians Lebih Kaya dari Versi Singapura

Adanya film Crazy Rich Asians membuat orang-orang langsung mencari tahu siapa orang terkaya di negaranya. Bagaimana dengan Indonesia?

Liputan6.com, Jakarta - Film Crazy Rich Asians yang diadaptasi dari karya novelis Singapura Kevin Kwan berhasil menarik hati para kritikus film dan meraih penghasilan besar di bioskop.

Meski tidak terlepas dari kontroversi, adanya film Crazy Rich Asians membuat orang-orang langsung mencari tahu siapa orang terkaya di negaranya. Artikel mengenai orang-orang terkaya pun kembali dicari.

Bagaimana dengan di Indonesia yang merupakan tetangga Singapura? Ternyata, kekayaan miliarder Indonesia justru lebih besar ketimbang di Singapura.

Berdasarkan data Bloomberg Billionaire Index, kekayaan tiga miliarder terkaya di Indonesia jauh di atas orang terkaya Singapura.

Tiga orang terkaya RI adalah Budi Hartono (posisi 112), Eka Wijaja (posisi 123), dan Michael Bambang Hartono (posisi 127).

Terkini, kekayaan kakak-beradik Budi dan Bambang Hartono tercatat masing-masing sebesar USD 11,9 miliar (Rp 177,2 triliun, USD 1 = Rp 14.894) dan USD 11,2 miliar (Rp 166,8 triliun). Sementara, Eka Widjaja selaku pendiri Sinar Mas memiliki harta USD 11,3 miliar (Rp 168 triliun).

Beralih ke Singapura, miliarder terkaya di Negeri Singa itu adalah Wee Cho Yaw, mantan pemimpin United Overseas Bank (UOB). Kekayaannya tercatat berjumlah USD 8,3 miliar (Rp 123,6 triliun).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Beda dari Crazy Rich Asians, Orang Terkaya di Singapura Justru Tak Sibuk Cari Harta

Film Crazy Rich Asians mendapat sambutan meriah di Hollywood. Diadaptasi dari novel berjudul sama, film tersebut mengisahkan wanita yang mendapatkan seorang kekasih kaya raya.

Kritikus Peter Travers dari Rolling Stone menyebut film itu sebagai "kemenangan representasi". The Guardian memberi label lucu dan ekstravaganza, sementara kritikus RogerEbert.com percaya film ini mengandung momen "jujur" dan "emosional".

Membahas representasi, tidak jelas representasi apa yang dimaksud Travers, walau kemungkinan besar bukan representasi ekonomi. Apalagi, berdasarkan data Forbes, ketimpangan di Asia termasuk paling besar di dunia.

Dari sekian banyak kritikus, hanya sedikit yang berani membahas masalah terkait representasi di film tersebut, salah satunya The Atlantic. "Glamorisasi kekayaan orang Tionghoa-Singapura di film tersebut terutama bermasalah mengingat ketimpangan rasial di negara tersebut," tulis Mark-Sheng Putterman, ahli hubungan Asia-Amerika dari Universitas Brown.

Di luar para kritikus film, segala materialisme yang digembar-gemborkan oleh Crazy Rich Asians malah dimentahkan Philip Ng, yang merupakan orang terkaya nomor 3 di Singapura. Baginya, Tuhan adalah aspek yang lebih penting ketimbang segala yang dia miliki.

"Saya dulu selalu mencari kehidupan yang lebih baik, tujuan yang lebih baik, diri yang lebih baik, segalanya yang lebih baik. Tetapi saya mencari hal-hal yang salah," jelas Ng saat wawancara bersama pebisnis muda Matthew Yao, Agustus 2018.

Untuk informasi, berdasarkan Bloomberg Billionaire Index, Philip memiliki harta sebesar USD 4,95 miliar atau setara Rp 73,2 triliun (USD 1 = 14.894). Kekayaan berasal dari memimpin konglomerasi Far East Organization.

Philip kembali menjelaskan, tidak ada hal yang lebih baik tanpa kehadiran Tuhan. "Saya menghargai hal itu (iman) lebih dari segalanya," jelas dia.

"Saya berharap untuk semua orang untuk memiliki kedamaian dan sukacita tersebut. Itu mengalahkan banyak uang dan materi yang mungkin kamu miliki," ucap sang miliarder.