Sukses

Topan Mangkhut Menerjang, Kasino Makau Rugi Rp 2,7 Triliun

Seluruh kasino di Makau diwajibkan tutup oleh pemerintah sejak dari Sabtu malam lalu karena bahaya topan Mangkhut.

Liputan6.com, Makau - Terjangan topan Mangkhut yang melanda negara Asia Timur dan Tenggara tak hanya merusak infrastruktur, tapi turut memberi dampak ekonomi yang signifikan. Industri kasino di Makau pun tak terhindar dari kerugian.

Dilansir dari South China Morning Post, seluruh kasino di Makau diwajibkan tutup oleh pemerintah sejak dari Sabtu malam lalu karena bahaya topan. Total waktu penutupan adalah 33 jam.

Kerugian ditaksir mencapai USD 186 juta atau setara Rp 2,7 triliun (USD 1 = Rp 14.895). Nominal itu hasil dari hilangnya keuntungan permainan berdasarkan perhitungan Union Gaming Securities Asia.

Para pegawai menyebut ini adalah kali pertama ada penutupan kasino sejak 2002, ketika pemerintah mengakhiri monopoli judi dan memberikan lisensi.

Penutupan tersebut menjadi pukulan bagi operator kasino di Makau, padahal industri mereka baru saja rebound sekitar dua tahun lalu. Para investor juga ikut terkena sentimen negatif meski analis percaya industri kasino masih di teritori positif.

Lebih lanjut, keputusan menutup kasino dipandang tepat karena memastikan keselamatan pegawai. "Ini pertama kalinya di sejarah Makau semua kasino menahan operasi mereka untuk memastikan keselamatan pegawai," ujar Stephen Lau, presiden dari Power Macau Gaming Association yang mewakili para pekerja.

"Kami melihat pemerintah dan operator kasino tak lagi menaruh keuntungan di atas kepentingan pegawai," jelasnya.

2 dari 2 halaman

Hong Kong Memulai Bersih-Bersih Massal Usai Topan Mangkhut

Beralih ke Hong Kong, pembersihan besar-besaran diadakan pada Senin, 17 September 2018 setelah topan Mangkhut memorak-porandakan wilayah itu, merobohkan pohon,sebagian struktur bangunan dan membawa banjir yang merusak pada Minggu sore, 16 September 2018.

Di Hong Kong, pemerintah menggambarkan kerusakan itu "parah dan ekstensif" dengan lebih dari 300 orang terluka akibat Mangkhut yang memicu peringatan topan "T10".

Tugas monumental membersihkan kota dimulai pada awal hari Senin 17 September usai topan berlalu, ketika sejumlah penduduk, pekerja berjas dan berdasi, tengah berjuang untuk kembali beraktivitas, di tengah jalan yang terblokir oleh pohon-pohon tumbang, lumpur, dan puing-puing, demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (17/9/2018).

Tim darurat dilaporkan telah menggergaji beberapa pohon terbesar yang menghalangi jalan dan jalur di seluruh kota dalam operasi pembersihan yang mungkin memakan waktu berhari-hari.

Badai dengan embusan angin berkecepatan lebih dari 230 kilometer per jam membuat bangunan bergoyang dan air meluap ke rumah-rumah dan pusat perbelanjaan. Beberapa jalan sampai terendam hingga setinggi pinggang.

Tanah longsor dan banjir besar juga memengaruhi beberapa daerah, dengan lebih dari 1.500 warga mencari perlindungan di tempat penampungan sementara pada Minggu, 16 September malam.

Sekolah-sekolah ditutup, bersama dengan layanan bus, dan gangguan jadwal perjalanan mengakibatkan para komuter menumpuk di peron stasiun MTR --sebuah pemandangan yang jarang terjadi di Hong Kong-- setelah pohon jatuh di atas saluran udara rel.

Jendela di blok menara dan gedung pencakar langit hancur saat orang-orang meringkuk di dalamnya, guna berlindung dari amukan Topan Mangkhut.

Di lingkungan Heng Fa Chuen, ribuan batu dan kerikil dari laut menutupi taman di sepanjang garis pantai yang telah digempur oleh deburan ombak.

Taman utama kota Victoria mendadak menjadi sebuah halang rintang dengan ratusan dahan jatuh ke jalan dan banyak pohon yang tumbang.

Meski berdampak masif, kerusakan akibat topan Mangkhut di Hong Kong mungkin tak sebanding dengan jejak kehancurannya yang telah menyebabkan puluhan orang tewas di Filipina dan jutaan orang dievakuasi di China selatan.