Sukses

Riset: Pria Habiskan Uang Lebih Banyak Saat Belanja di Toko

Riset menyebutkan pria menghabiskan lebih banyak uang saat berbelanja di toko dengan asisten pria menarik dibandingkan wanita.

Liputan6.com, Jakarta - Kebanyakan orang mungkin berpikir asisten pria berpenampilan menarik yang ditempatkan di depan toko akan membuat wanita lebih tertarik untuk menggunakan uangnya di toko tersebut.

Namun pada kenyataannya, pria lebih terdorong untuk menghamburkan lebih banyak uang saat pria bertubuh tinggi dan atletis berada di pintu toko. Malahan, jumlah uang yang pria gunakan dua kali lipat lebih banyak dari yang dihabiskan wanita.

Hal ini berdasarkan hasil riset Profesor Tobias Otterbring yang bekerja dengan akademisi lainnya bersama dengan Pusat Layanan Penelitian (Service Research Center) di Univeritas Karlstad, Swedia. Hasil riset ini juga dipublikasikan dalam artikel di Harvard Business Review (HBR).

Riset ini melihat berapa jumlah uang yang dikeluarkan oleh pria dan wanita ketika seorang karyawan pria berpenampilan menarik berdiri di depan pintu masuk salah satu toko mebel di Swedia selama seminggu.

2 dari 4 halaman

Hasil Riset

Jawabannya cukup mengejutkan. Pria rata-rata merogoh kocek USD 165 atau sekitar Rp 2,45 juta (asumsi kurs Rp 14.871 per dolar Amerika Serikat) ketika pria ada yang menarik di depan toko. Angka tersebut melampaui dua kali lipat jumlah yang dikeluarkan oleh wanita, yaitu USD 72 atau sekitar Rp 1,07 juta.

Sedangkan ketika tidak ada asisten pria di depan pintu, jumlah uang yang dikeluarkan menjadi tak jauh berbeda, yakni pria dan wanita masing-masing USD 92 atau Rp 1,36 juta dan USD 97 atau sekitar Rp 1,44 juta.

Dalam riset itu, asisten pria memiliki tinggi tubuh yang lebih jangkung dibandingkan 95 persen populasi Amerika Serikat dan merupakan mantan atlet olahraga trek dan lapangan.

3 dari 4 halaman

Insting Pria

Otterbring menuturkan, hal ini karena asisten pria menarik yang digunakan dalam riset mengaktifkan insting kompetitif pria.

"Kami tahu bahwa pria bertubuh tinggi dan atletis biasanya lebih sukses dari segi ekonomi dan pasangan. Jadi ketika seorang pria yang ingin berbelanja melihatnya, kami menduga, mereka merasa memiliki saingan dan merespons dengan menunjukkan status mereka dengan membuka dompet mereka," ujar Otterbring, dilansir dari CNBC.

Hasil riset juga menunjukkan asisten pria bertubuh atletis juga lebih mempunyai pengaruh terhadap pria dengan tubuh yang lebih pendek.

Selain itu, pria juga cenderung lebih memilih produk dengan logo yang besar. Penulis riset menjelaskan, karena tidak semua pria bisa berkompetisi secara fisik, alternatif lainnya adalah dengan menunjukkan lewat pembelian barang yang mencolok.

4 dari 4 halaman

Strategi Pebisnis Ritel

Otterbring menekankan, pengusaha ritel harus membuat keputusan apakah menggunakan asisten pria yang bertubuh tinggi dan atletis adalah strategi yang efektif.

"Mungkin hal itu akan meningkatkan penjualan dalam jangka pendek," lanjut Otto.

"Namun hal tersebut juga bisa menyebabkan pria yang kurang tinggi meninggalkan toko dengan perasaan tidak puas sehingga kemudian tidak kembali, yang tentu saja tidak baik bagi bisnis," tambah dia.

Otto melanjutkan, pihaknya tidak akan menganjurkan perusahaan mana pun untuk mempekerjakan staf berdasarkan penampilan. Namun, hal tersebut juga tidak berarti bias superfisial tidak menjadi pertimbangan dari segi bagaimana mereka mampu mempengaruhi jumlah konsumsi. (Felicia Margaretha)

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Â