Sukses

Jawab Tantangan SKK Migas, Pertamina EP Siap Dongkrak Produksi Lapangan Sukowati

Pertamina EP bakal terus meningkatkan produksi minyak bumi di Lapangan Sukowati, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina EP selaku anak usaha PT Pertamina (Persero) melalui unit Asset 4 menyatakan kesiapan dalam upaya meningkatkan produksi minyak bumi di Lapangan Sukowati, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

"Sesuai dukungan, dorongan dan tantangan dari SKK Migas, kami siap untuk melaksanakan amanat tersebut dengan semaksimal mungkin," ungkap General Manager Pertamina EP Asset 4 Agus Amperianto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/9/2018).

Lebih lanjut, ia menambahkan, rencana peningkatan produksi tersebut akan dimatangkan dalam pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran pada Work Program and Budget (WP&B) 2019.

"Harapannya, agar upaya peningkatan produksi bisa berjalan lancar, kendala operasi dan perijinan dapat diminimalisir sesuai dukungan kebijakan dan anggaran yang didukung penuh oleh BOD PEP dan unsur pimpinan SKK Migas," kata Agus.

Sebelumnya, Kepala Divisi Exploitation SKK Migas Wahju Wibowo mendorong, agar produksi minyak di Lapangan Sukowati naik dua kali lipat hingga 20 ribu barel per hari (BOPD) pada 2019 mendatang.

Pernyataan tersebut dikeluarkan lantaran produksi minyak Lapangan Sukowati sejak dikelola Pertamina EP pada Mei lalu bisa meningkat dari 6.700 BOPD menjadi 10 ribu BOPD.Menurut Wahju, ada tiga langkah prioritas terkait kegiatan operasi dan produksi migas, yakni upaya peningkatan produksi dari lapangan eksisting, percepatan produksi lapangan baru atau yang sedang dalam tahap pengembangan, serta peningkatan jumlah cadangan migas (reserves).

Khusus terhadap Lapangan Sukowati yang dikelola Pertamina EP Asset-4, Wahju merasa yakin dan optimis produksi wilayah kerja tersebut bisa meningkat secara signifikan tahun depan. Sebagai tambahan informasi, target produksi tahun ini hanya sekitar 6.214 BOPD.

"Kami menantang sekaligus mendorong agar produksi Lapangan Sukowati pada 2019 bisa mencapai 20.000 BOPD," tutur Wahju.