Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan melantik 2000-an perwira transportasi darat laut dan udara, di Kompleks Monumen Nasional (Monas), Jakarta.
Tercatat 600 perwira transportasi yang berasal dari akademi perhubungan darat dan 1.147 perwira transportasi yang berasal dari berbagai akademi perhubungan laut dilantik pada hari ini.
Selain itu, Luhut juga melantik 629 perwira transportasi yang berasal dari akademi serta sekolah tinggi perhubungan udara.
Advertisement
Saat pelantikan, Luhut berpesan kepada semua perwira yang dilantik agar terus meningkatkan kemampuan serta menjaga integritas diri.
"Jadilah perwira yang berkarakter. Punya integritas. Kembangkan intelektual, tapi harus punya karakter," ujar dia di Monas, Jakarta, Kamis (20/9/2018).
Dengan demikian, menurut dia, insan perhubungan akan mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan daya saing di kancah regional maupun internasional.
"Dengan tiga budaya, melayani, budaya keselamatan, budaya kerja keras dan berintegrasi, dapat unggul di nasional regional dan internasional," kata dia.
"Jaga nama, derajat, dan kehormatan korps. Mari kita bangun bangsa ini. Jangan pernah khianati almamater, jangan khianati bangsa ini," tutur dia.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Tarif LRT Rp 12 Ribu, Masyarakat Diharapkan Pilih Transportasi Umum
Pemerintah akan menerapkan tarif Light Rail Transit (LRT) Jabodebek sekitar Rp 12 ribu. Dengan tarif tersebut, diharapkan membuat masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi massal.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menuturkan, dengan tarif sebesar ini, masyarakat yang dilewati rute LRT bisa menghemat pengeluarannya untuk transportasi. Contohnya, masyarakat yang tinggal di wilayah Cibubur.
"Nanti LRT kita terapkan tarifnya hanya Rp 12 ribu. Padahal tarif komersialnya Rp 25 ribu. Yang Rp 12 ribu ditanggung oleh pemerintah. Dia dari cibubur naik taksi bisa Rp 200 ribu. Naik bus bolak balik bisa Rp 50 ribu. Ini cuma Rp 12 ribu," ujar dia di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Baca Juga
Budi mengungkapkan, murahnya tarif LRT ini merupakan bentuk insentif atau imbalan bagi masyarakat yang mau menggunakan transportasi umum.
Hal tersebut sama seperti saat masyarakat menggunakan mode transportasi umum lain seperti kereta, maka cukup membayar dengan tarif yang murah, ketimbang menggunakan kendaraan pribadi.
"Imbalan tidak selalu diberikan dengan uang, dengan dia menikmati udara yang semakin segar itu imbalan. Bisa lebih cepat, dengan naik kereta. Naik mobil 3 jam, naik kereta dari BSD cuma setengah jam,” ujar Budi.
"Jadi even pemerintah harus bayar subsidi, kita bayar subdisi yang besar untuk angkutan kereta Jabodetabek ratusan miliar untuk supaya insentif untuk masyarakat untuk berpindah dari angkutan individu ke massal. Kita secara intensif membangun MRT, LRT," tambah dia.
Selain tarif yang lebih murah, lanjut Budi, imbalan lain yang diterima masyarakat jika menggunakan transportasi umum yaitu udara yang lebih segar. Sebab, dengan menggunakan LRT, masyarakat ikut menekan tingkat polusi udara.
"Jadi saya pikir ada yang riil dia dapat insentif, ada yang tidak riil berupa lingkungan yang bersih. Kemarin waktu ganjil genap co2 turun 20 persen. Itu berarti kita ngurangi makan racun," kata dia.
Advertisement