Liputan6.com, London - Harga emas naik tipis dan mencapai posisi tertinggi dalam hampir satu minggu seiring pelemahan Dolar Amerika Serikat (AS). Daya tarik safe-haven kembali naik dipicu berkurangnya ketakutan atas dampak jangka pendek dari ketegangan perdagangan AS-China.
Melansir laman Reuters, Jumat (21/9/2018), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1.205,89 per ounce. Ini posisi tertinggi sejak Jumat di USD 1.028,31 per barel. Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik USD 3, atau 0,3 persen ke posisi USD 1.211,30 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
“Amerika membunuh dirinya sendiri dengan tarif perdagangan ini. (Mereka) benar-benar memukul Amerika jauh lebih keras daripada memukul China. Gagasan bahwa dolar sangat kuat dan akan terus meningkat tidaklah benar,” kata Alasdair Macleod, Kepala Penelitian GoldMoney.com.
“Pedagang emas duduk di posisi pendek (tetapi) jika dolar turun lagi membuat pedagang emas akan mulai panik di jangka pendek. Ketika emas mulai bergerak, itu (bisa) mulai bergerak sangat tajam (lebih tinggi)," dia menambahkan.
Dolar mencapai posisi terlemah dalam sembilan minggu terhadap sekeranjang mata uang utama. Sementara harga saham dunia melambung seiring meredanya kekhawatiran tentang tarif impor baru AS dan China.
Dolar yang lemah membuat emas yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi investor non AS.
Investor yang membeli dolar dan menjual emas dalam beberapa bulan terakhir percaya Amerika Serikat mendapatkan kerugian lebih sedikit dari sengketa perdagangan dibandingkan China.
Namun mereka mungkin kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan ekonomi AS untuk menahan perang dagang secara penuh dengan China.
“Jika perang perdagangan itu benar-benar berakhir, Anda bisa melihat kekhawatiran di pasar. Itu biasanya mendorong investor ke logam mulia,” kata Presiden Pasar Dunia TIAA Bank, Chris Gaffney.
Sementara harga perak meningkat 0,5 persen menjadi USD 14,27 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi dua minggu di USD 14,35.
Harga Palladium naik 1,4 persen menjadi USD 1.048,49 per ounce setelah sebelumnya mencapai tertinggi lima bulan di USD 1.054,80.
Harga Platinum naik 1,4 persen menjadi USD 832,70 per ounce, setelah mencapai tertinggi sejak 10 Juli di USD 834,60.
Perdagangan Sebelumnya
Harga emas naik pada perdagangan rabu karena pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Investor mulai khawatir dampak perang dagang AS dengan China akan mempengaruhi perekonomian AS sehingga mendorong pelemagan dolar AS. Investor berbondong-bondong kembali berinvestasi ke logam mulia.
Mengutip Reuters, Kamis (20/9/2018), harga emas di pasar spot naik 0,5 persen menjadi USD 1.203,68 per ounce pada perdagangan pukul 1.33 siang waktu New York. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik USD 5,40 atau 0,5 persen ke level USD 1.208,30 per ounce.
Baca Juga
Dolar AS melemah terhadap euro dan jatuh ke level terendah dalam hampir tiga minggu karena investor menahan pembelian dolar AS di tengah sengketa pemberian tarif baru antara AS dengan China.
"Tampaknya investor mulai melihat bahwa perang tarif akan berdampak negatif dan memberikan kerugian juga kepada AS," jelas ekonom National Australia Bank John Sharma.
Harga emas telah merosot sekitar 12 persen sejak April, terluka oleh perselisihan yang meningkat dan kenaikan suku bunga AS. Para investor yang membeli dolar AS dengan keyakinan bahwa Amerika Serikat memiliki lebih sedikit kerugian dari perselisihan tersebut.
Advertisement