Sukses

Cara Menteri Susi agar KKP Tak Lagi Disclaimer

Menteri Susi berharap kebijakan penghematan pada berbagai pos anggaran mampu mendorong kinerja keuangan kementeriannya.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku akan terus memperbaiki laporan keuangan kementeriannya. Hal tersebut dilakukan agar KKP tak lagi memperoleh opini 'disclaimer' seperti laporan keuangan 2017. 
 
"Kinerja memang kita harapkan lebih baik. Kita menerima pemeriksaan BPK. Kita tentu meningkatkan birder-birder pengelolaan keuangan yang baik," ujar dia di Kantor Pusat KKP, Jakarta, Jumat (21/9/2018).
 
Menteri Susi berharap kebijakan penghematan pada berbagai pos anggaran mampu mendorong kinerja keuangan kementeriannya. Program ini termasuk salah satu program Susinisasi yang dicanangkan olehnya.
 
"Maksimum kita harus bisa. Yang pasti dengan Susinisasi salah satunya mengembalikan uang negara. Kita yakin disclaimer bisa kita hadapi," jelas dia. 
 
Sebelumnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan opini Tidak Menyatakan Pendapat (TMP) atau 'disclaimer' terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2017 dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Keamanan Laut (Bakamla).
 
Anggota I BPK, Agung Firman Sampurna mengungkapkan, beberapa faktor yang menyebabkan KKP khususnya Bakamla masuk dalam penilian disclaimer dari BPK. Dia menyebut, ada enam temuan salah satunya adalah pembatasan lingkup pemeriksaan.
 
"Nah itu memang pertama penting, bukan kelautan kalau di kita Bakamla. Ada beberapa temuan ada sekitar enam temuan tetapi teman-teman musti ngerti kalau BPK menyatakan tidak memberikan mendapat itu terkait dengan pembatasan lingkup pemeriksaan," ungkap Agung di Kantornya, Jakarta, Rabu (6/6).
 
 
Reporter: Anggun P. Situmorang
 
Sumber: Merdeka.com
2 dari 2 halaman

Menteri Susi Minta Pengusaha Tangkap Peluang Perang Dagang AS-China

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengimbau pengusaha bidang perikanan memanfaatkan momentum perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China.

Dia meminta, pengusaha terus bekerja menggenjot ekspor ke Amerika Serikat.  "Dengan adanya perang dagang China dan AS semestinya pengusaha Indonesia mendapatkan dan bisa melakukan terobosan segera untuk bisa mengambil insentif daripada situasi perang dagang ini," ujar dia di Kantor Pusat KKP, Jakarta, Jumat (21/9/2018).

Susi mengingatkan, jangan sampai pengusaha tidak menambah produksi tetapi malah meminjam nama kepada China agar produknya bisa masuk ke AS. Sikap ini dinilai akan merugikan produk Indonesia ke depan. 

"Banyak juga orang Indonesia ini mau gampang saja. Oh kesempatan barang sana dimasukan ke sini nanti diekspor lagi ke sana, pasti akan ketahuan. Begitu ketahuan kita kena dampaknya, pasti akan marah AS nya. Nanti bisa-bisa produk kita malah diembargo," ujar dia. 

Tidak hanya sektor perikanan, Susi Pudjiastuti juga mengajak seluruh pelaku usaha dalam negeri untuk meningkatkan produksi. Jadi ke depan Indonesia bisa bersaing dengan negara negara di ASEAN yang terlebih dahulu berorientasi ekspor. 

"Mari pakai kesempatan perang dagang ini untuk meningkatkan kerja produksi kita. Itu imbauan dari saya. Semua pengusaha eksportir seharusnya segera konsolidasi baik dari manufaktur produk, perikanan, handycraft. Ini kesempatan besar untuk bersaing melawan naga-naga besar sepeti China, Thailand, Vietnam jadi kalau tidak dipakai ya sayang," ujar dia.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com