Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengapresiasi langkah para pengusaha dan konglomerat yang sudah menukar valuta asing (valas) yang dimiliki dalam rangka membantu penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan dalam beberapa waktu ke depan kondisi nilai tukar rupiah akan kembali stabil.
"Eksportir dan pemilik valas semakin banyak menjual valasnya ke pasar, sehingga tambah supply," kata Perry di Kompleks Gedung BI, Jumat (21/9/2018).
Advertisement
Baca Juga
Kondisi tersebut membuat suplai valas di pasar kembali melimpah. "Saya sampaikan terima kasih ke pengusaha yang jual DHE ke pasar valas, baik dari eksportir maupun pengusaha," ujar dia.
Perry juga mengapresiasi gerakan menukar valas yang dilakukan oleh kelompok konglomerat Surabaya.
"Termasuk pengusaha Jawa Timur yang menjual valasnya ke pasar. Itu suatu upaya yang baik, ya saya ajak ke pengusaha, semakin banyak jual valasnya ke pasar agar rupiah stabil,” kata dia.
Dia menuturkan, menukar valas dapat membantu BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah kondisi ekonomi global yang saat ini penuh ketidakpastian.
"Semua ini sama sama jaga stabilitas ekonomi, karena ekonomi domestik yang baik tumbuh akan meningkatkan investasi,” tutur dia.
"Tekanan dari global ini kalau dihadapi bersama pemerintah dan pengusaha akan memperkuat stabilitas dan perkuat ekonomi ke depan,” ujar dia.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Cinta Rupiah, Pengusaha Surabaya Ramai-Ramai Lepas Dolar AS
Sebelumnya, langkah nyata menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dilakukan oleh Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (FORKAS) Jawa Timur. Dalam dua hari terakhir mereka melepas USD 50 juta di luar yang reguler.
Acara penukaran dolar AS ke rupiah dilakukan secara simbolis di Hotel Majapahit Surabaya pada 20 September 2018. Upaya spontan ini mendapat apresiasi Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
"Saya memberi apresiasi pada rekan-rekan Forkas di Jawa Timur. Dengan kesadarannya muncul gerakan yang positif, menginspirasi, dan memotivasi bagi daerah lain," ujar dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat 21 September 2018.
"Kami membulatkan tekad dan menggugah semangat, karena pelemahan rupiah ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus,” kata Ketua Forkas Jawa Timur Nur Cahyudi.
Nur juga menyampaikan komitmen para pengusaha untuk mengurangi impor bahan baku dan bahan penunjang, serta menggencarkan pemakaian produk dalam negeri. Dengan demikian impor makin kecil, dan sebaliknya ekspor makin besar.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jawa timur Difi Ahmad Djohansyah memuji langkah para pengusaha ini. "Ini satu hal yang menunjukkan patriotisme. Nilai USD 50 cukup besar untuk menstabilkan rupiah,” ungkapnya.
Sejak awal 2018, Rupiah melemah sekitar 8,6 persen. Pada 20 September 2018, rupiah berada di level 14.845 per dolar AS.
Namun kondisi rupiah masih lebih baik dibandingkan mata uang negara emerging markets lainnya, seperti Peso Chili (-10,42 persen); Rupee India (-11,75 persen); Rubel Rusia (-13,76 persen) dan Rand Afrika Selatan (-15,53 persen).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement