Liputan6.com, Jakarta - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Holding) terus genjot penjualan ekspor minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan karet pada 2018.
Di tengah menguatnya nilai tukar dolar AS, kegiatan ekspor ini akan menambah pendapatan perseroan dan membantu pemerintah dalam meningkatkan hasil devisa negara.
"Kita akan terus genjot kegiatan ekspor tahun ini dan tahun depan. Hal ini bisa membantu meningkatkan devisa negara dan untuk menguatkan posisi Indonesia di pasar CPO dunia,” kata Direktur Utama PTPN Holding Dolly P Pulungan kepada wartawan, seperti ditulis Minggu (23/9/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dolly menuturkan, perseroan menargetkan ekspor sekitar 300.000 ton pada 2018. Sedangkan pada 2019 bisa mencapai 2,5 juta ton. Dia menuturkan, sangat disayangkan bila PTPN tidak memperlebar volume ekspornya, karena komoditas ini merupakan salah-satu penyumbang devisa terbesar Indonesia dimana tahun lalu memberikan kontribusi nilai ekspor yang sangat besar.
Sementara itu, di Pelabuhan Dumai, Direktur Pemasaran PTPN Holding Kadek K Laksana melepas pengapalan ekspor CPO menggunakan kapal MT Sea Star ke India sebanyak 13.000 ton dengan nilai ekspor sebesar USD 6,85 juta melalui pelabuhan Dumai, Riau. Kadek menjelaskan, ekspor CPO ini berasal dari PTPN III sebanyak 8.500 ton dan PTPN V sebanyak 4.500 ton.
Selanjutnya
Gencarnya kegiatan ekspor CPO ini menurut dia, merupakan program peningkatan ekspor untuk memperkuat struktur bisnis perusahaan serta membantu pemerintah untuk meningkatkan penerimaan devisa.
Ia mengungkapkan realisasi ekspor CPO hingga September 2018 mencapai 150.000 ton atau meningkat 438 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Selain ekspor CPO, menurut Kadek, PTPN Holding melakukan peningkatan ekspor untuk produk turunan kelapa sawit seperti Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM) dengan membuka pasar-pasar baru seperti negara-negara Eropa dan Korea.
Selain itu, Kadek mengungkapkan pada hari yang sama Perseroan juga melepas pengapalan ekspor karet menggunakan kapal MSC Pylos HE838R ke Rusia sebanyak 897 ton dengan nilai ekspor sebesar USD 1,3 juta melalui pelabuhan Belawan, Sumatera Utara dengan jumlah 49 kontainer. "Proses stuffing di mulai pada 13 September sampai 23 September," ujar dia.
Ia menambahkan, untuk komoditas karet, target ekspor pada 2018 sebesar 76.000 ton atau meningkat 21 persen dari realiasi tahun lalu.
Kadek menambahkan, total ekspor PTPN Holding untuk seluruh komoditas sawit, karet, teh, kopi,dan lain-lain pada tahun ini diperkirakan sebesar 411.000 ton dan diharapkan bisa menghasilkan devisa USD 376 juta atau naik 100 persen dari realisasi hasil penjualan ekspor 2017.
"Sesuai arahan Kementerian BUMN, selain meningkatkan ekspor kami juga melakukan subtitusi impor untuk komponen produk terutama pupuk melalui sinergi BUMN dengan Pupuk Indonesia untuk pemenuhan kebutuhan pupuk di PTPN Group," ujar dia.
SEVP Koordinator PTPN III, Suhendri, mengungkapkan PTPN III (stand alone) juga menargetkan penjualan ekspor CPO sampai dengan akhir tahun ini mencapai 93.000 ton dengan perolehan nilai ekspor USD 46 juta atau meningkat dari tahun lalu 3.274 persen, sedangkan penjualan ekspor Karet 22.250 ton dengan nilai ekspor USD 33 juta atau naik 3,91 persen.
Menurut Suhendri, momentum ini merupakan peluang untuk memperluas pasar baru yang saat ini kondisi pasar lokal sedang jenuh. Selain itu, untuk mendukung capaian target ekspor PTPN Holding dan membantu pemerintah menghasilkan devisa negara.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement