Sukses

Tarik Wisatawan, Angkasa Pura I Percantik 12 Bandara

Dengan adanya kereta Bandara Adi Soemarmo, semakin banyak masyarakat yang datang melalui bandara tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) terus melakukan perbaikan layanan dan menata bandara yang dikelolanya. Bukan hanya untuk memuaskan para penumpang pesawat, hal ini juga diharapkan mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata di sekitar bandara tersebut.

Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I, Devi Suradji, mengatakan, dari 13 bandara yang dikelolanya, saat ini Angkasa Pura I tengah melakukan pengembangan dan beautifikasi terhadap 12 bandara. Salah satunya adalah Bandara Internasional Sam Ratulagi di Manado, Sulawesi Utara.

‎"Sebentar lagi beutifikasi Manado untuk menyiapkan Nataru (Natal dan Tahun Baru)," ujar dia di Hong Kong, Senin (24/9/2018).

Selain itu, untuk Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah, kereta bandara membuat semakin banyak masyarakat yang datang ke bandara tersebut. Hal ini butuh pelayanan ekstra untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bandara.

"Penumpangnya juga harus digarap experience-nya seperti apa. Dengan additional (biaya) Rp 10 ribu-20 ribu, dia sudah sampai Adi Sumarmo dari Yogyakarta, 45 menit. Jadi penumpang seperti apa yang akan datang? Yang bisa mengeluarkan uang Rp 10 ribu, berarti karakter bandaranya harus disiapkan," jelas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Prioritas

Kemudian juga dengan Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah. Adanya patung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tengah mengayuh sepeda rupanya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, meski bukan merupakan penumpang pesawat.

"Di Semarang, cuma naruh patung Pak Jokowi, yang ngantre banyak banget. Di kasih taman air, yang menyemplung tidak sedikit. Sampai harus siapkan tambahan avsec (avian security) untuk menjaga. Itu akan menjadi culture center," ungkap dia.

Namun demikian, kata Devi, penataan bandara ini dilakukan bukan semata untuk memuaskan penumpang pesawat, melainkan menarik lebih banyak wisatawan datang untuk berkunjung ke destinasi wisata di sekitar bandara.

"Itu yang dimaksud dengan integrated planning, service-nya dibenerin, seamless connectivity dibangun, destinasinya disiapkan. Hal seperti ini yang membuat bandara Angkasa Pura I tidak bisa diseragamkan. Dan tidak ada bandara yang lebih prioritas dibandingkan bandara lain," ucap dia.