Sukses

Kawasan Industri Petrokimia Teluk Bintuni Ditargetkan Terbangun pada 2019

target tersebut dipatok agar pembangunan industri di kawasan Teluk Bintuni dapat mengejar produksi LNG dari Kilang Tangguh Train 3 yang dioperasikan British Petroleum (BP).

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan proses lelang dan penentuan investor pengelola kawasan industri Petrokimia Teluk Bintuni di Papua Barat rampung pada 2019 yang dilanjutkan dengan konstruksi pabrik.

"2019 harus sudah financial close," kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono, di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (24/9/2018).

Achmad mengatakan target tersebut dipatok agar pembangunan industri di kawasan Teluk Bintuni dapat mengejar produksi LNG dari Kilang Tangguh Train 3 yang dioperasikan British Petroleum (BP).

"Kita sesuaikan dengan train 3 British petroleum. British Petroleum train 3-nya selesai 2021. Jadi sebelum itu harus sudah financial close supaya ada kesempatan bangun 2 tahun. Gas keluar langsung," jelas dia.

Acara 'Market Sounding' yang hari ini dilakukan merupakan tahapan terakhir persiapan pengembangan kawasan industri Petrokimia Teluk Bintuni. Pemerintah tinggal menunggu datangnya proposal dari investor yang berminat.

"Kita akan terima proposal dari investor. Kita akan lihat mana yang paling menguntungkan bagi pemerintah. Mana yang pemerintah diberikan keuntungan itu yang kita berikan kesempatan," dia menandaskan.

 

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

 

2 dari 2 halaman

Pemerintah akan Bangun Politeknik di Kawasan Industri Teluk Bintuni

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan mendirikan politeknik yang berkaitan dengan industri di kawasan Teluk Bintuni.

Hal ini setelah pemerintah mendapatkan kejelasan investor yang akan mengelola kawasan industri Teluk Bintuni.

"Tentu pemerintah bisa chip in dengan pendidikan politeknik," kata dia, di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (24/9/2018).

Hal ini merupakan wujud komitmen pemerintah untuk memberdayakan masyarakat sekitar kawasan industri. Salah satunya di kawasan industri Petrokimia Teluk Bintuni.

"Di Morowali, ada politeknik logam. Di Kendal ada politeknik furnitur, nanti di Cilegon juga ada politeknik industri kimia. Nanti pemerintah akan dorong itu," kata dia.

Dengan begitu, ketika kawasan industri Petrokimia Teluk Bintuni beroperasi, SDM terutama penduduk sekitar kawasan dapat terserap

"Supaya masyarakat setempat, mendapatkan pendidikan. Saat pabrik beroperasi kita punya tenaga kerja yang berasal dari wilayah sekitar kawasan tersebut," tegas dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com