Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengatakan industri halal di Indonesia perlu dikembangkan agar dapat menopang ekonomi syariah.
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI), Anwar Bashori, menyebutkan upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah merupakan salah satu upaya memperkuat struktur perekonomian Indonesia secara jangka panjang.
Dia menjelaskan, industri halal menjadi sangat penting. Sebab saat ini kecenderungan global menunjukkan ada kepesatan permintaan konsumen akan produk halal. Hal tersebut secara alami otomatis mendorong naiknya investasi dan perdagangan pasa industri halal baik di negara islam maupun non muslim.
Advertisement
Baca Juga
"Peluang Indonesia sebagai pusat ekonomi halal sangat besar," kata dia di gedung BI, Senin (24/9/2018).
Dia melanjutkan, berdasarkan data dari Global Islamic Economic Report 2017-2018 menunjukkan skor indikator ekonomi Islam sebagai negara dengan populasi muslim terbesar Indonesia berada di urutan ke 11. "Sedangkan Malaysia berada di urutan pertama," ujar dia.
Saat ini, persaingan bisnis halal dunia semakin sengit. Terlihat dari maraknya kegiatan halal berskala internasional. Oleh karena itu, Indonesia melalui BI juga tidak mau ketinggalan.
Dalam waktu dekat akan ada Indonesia International Halal Seminar & Workshop diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan World Bank Annual Meeting dan kegiatan tahunan Indonesia International Lifestyle Conference and Forum (INHALIFE) pada 3 dan 4 Oktober 2018 di Jakarta.
"Agar Indonesia dapat dikenal sebagai produsen halal potensial di dunia, bukan hanya sebagai pasar produk halal," kata dia.
Â
Tunjukkan Kepada Dunia, Ekonomi RI Baik buat Investasi
Masuknya Indonesia dalam kalender international merupakan kesempatan baik untuk menunjukkan pada dunia kalau perekonomian Indonesia semakin membaik dan kondusif untuk berinvestasi khususnya dalam industri halal.
"Industri halal diharapkan dapat mendapat menjadi sumber baru pertumbuhan ekonomi domestik, sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang i klusif," ujar dia.
Adapun sasaran peserta kegiatan ini adalah 60 persen dari kalangan pelaku usaha atau bisnis halal dari dalam dan luar negeri. Kemudian 40 persen sisanya adalah masyarakat umum, akademisi, pemda dan kementerian terkait.
"Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar dunia perlu untuk memperbaiki positioning yang selama ini lebih dikenal sebagai target pasar dibandingkan sebagai produsen. Untuk itu perlu dibangun role model pelaku usaha industri syariah dan penguatan sektor industri halal," ujar dia.
Â
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement