Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta industri penerbangan di Indonesia lebih banyak memakai produk lokal. Permintaan ini khususnya ditujukan kepada PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
Apalagi, Menhub mengaku mengapresiasi kinerja PTDI dan Lapan yang mampu menghasilkan pesawat N219 yang kini sedang proses sertifikasi. Produk buatan PTDI selanjutnya diharapkan bisa memakai produk lokal lebih besar.
Advertisement
Baca Juga
"Kita konsentrasi juga kepada PTDI untuk meningkatkan lokal konten yang sekarang ini 45 persen agar diupayakan lebih dari 50 persen," kata Menhub di Hotel Widya Chandra, Jakarta, Selasa (25/9/2018).
Dia juga meminta kepada berbagai pihak turut mendukung peningkatan industri dalam negeri. Selain menyerap komponen-komponen produk penerbangan yang dihasilkan PTDI, berbagai pihak juga harus mengutamakan pembelian produk dalam negeri.
Khusus untuk N219, Menhub akan membantu mempromosikan pesawat ini kepada pemerintah daerah di Indonesia. Pesawat ini dinilai cocok untuk meningkatkan konektivitas Indonesia agar lebih efisien.
"Memang harus selalu memikirkan bagaimana N219 dari PTDI agar bisa digunakan secara masif oleh pemerintah daerah kita. Banyak sekali daerah-daerah yang remote yang tidak mudah dicapai tetapi kita harus supply berbagai macam barang dan harus mengoneksikan orang-orang yang bertempat tinggal di sana," papar dia.
Demi percepatan mencapai tahap produksi massal, Menhub mengaku terus membantu proses sertifikasi agar berjalan lebih cepat tanpa harus mengurangi standar yang sudah ditetapkan.
Daftar Negara yang Pesan Produk Buatan Dirgantara Indonesia
Selama 42 tahun berkiprah di sektor udara, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) mencapai beberapa prestasi penting. Hasil kinerja perusahaan itu sekarang sudah diakui berbagai negara.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengungkapkan, sejak berdiri pada 1976 perseroan telah mengekspor 48 pesawat ke negara, seperti Malaysia, Thailand, Uni Emirat Arab, Senegal, Brunei Darussalam, Pakistan, dan Korea Selatan.
"Dalam kancah internasional sudah diakui. Ekspor 48 pesawat, di mana tahun ini berhasil deliver 3 pesawat ke Vietnam dan 2 pesawat ke Filipina," kata Elfien ketika membuka rangkaian kegiatan HUT PT DI ke 42 di Hanggar Rotary Wing, Kawasan Produksi II PT DI di Bandung pada Rabu (12/9/2018).
Secara rinci, perseroan mengantongi Kontrak Berjalan Ekspor 2 unit NC212i (Light Lift Fixed Wing Aircraft / LLFWA) untuk Angkatan Bersenjata Filipina dan 3 unit NC212i Miltrans untuk Angkatan Udara Vietnam dengan total nilai kontrak sebesar USD 35,53 Juta.
“Pesawat CN235-220 akan dibeli oleh negara-negara antara lain Pantai Gading, Australia, Senegal, dan Nepal. Adapun, pesawat NC212i akan kembali dibeli oleh Filipina dan Senegal,” kata dia.
Untuk periode 2018-2020, perseroan telah mengantongi Kontrak Berjalan Ekspor berupa:
- 2 unit pesawat NC212i Paratroop version untuk Kemeterian Pertanian Thailand senilai USD 25,2 juta
- 1 unit CN235 -220 Troop & Paratroop version untuk Tentara Nepal senilai USD 30,4 juta
- 1 unit CN235-220 Maritime Patrol Aircraft untuk Angkatan Udara Senegal senilai USD 24,1 juta
Total nilai kontrak yang dikantongi perseroan untuk periode 2018-2020 tercatat sebesar US$ 79,80 juta.
Advertisement