Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, mengatakan sektor pariwisata RI membutuhkan sekitar Rp 500 triliun untuk pembiayaan dan investasi pada 2019. Ini sejalan dengan target Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendatangkan 20 juta turis asing pada tahun depan.Â
"Hingga hari ini sudah diperoleh sebesar 30 persen dari Rp 500 triliun," tutur dia di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Arief menambahkan, salah satu upaya pemerintah menggenjot investasi tersebut ialah melalui penetapan 10 destinasi pariwisata prioritas sebagai Bali baru. Itu sekaligus bentuk dukungan Kemenpar untuk berkontribusi pada pengurangan defisit transaksi berjalan yang menimpa Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Dalam empat tahun terakhir, pariwisata menghasilkan balance payment yang positif atau selalu surplus antara devisa yang diperoleh dari kunjungan turis asing dengan uang yang dibelanjakan oleh wisatawan nasional yang berwisata ke luar negeri," ujar dia.
Arief melanjutkan, setidaknya ada tiga isu penting yang berdampak besar untuk kebutuhan pembiayaan di sektor pariwisata RI.
Isu tersebut antara lain meliputi tujuan pariwisata prioritas (DPP), kebutuhan pembiayaan usaha homestay, serta kebutuhan pembiayaan usaha UMK pariwisata (KUR khusus pariwisata).
"Untuk homestay membutuhkan investasi Rp 2 triliun dan Usaha UMK Pariwisata (KUR Khusus Pariwisata) Rp 25 triliun. Tahun ini jumlah pelaku usaha mikro dan kecil di sektor pariwisata sebanyak 6,7 juta pelaku usaha," ujar dia.
Untuk kebutuhan Rp 500 triliun tersebut, Arief menuturkan, akan membahasnya lebih detil pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata III 2018 yang masih akan berlangsung hingga esok hari.Â
"Besarnya kebutuhan investasi dan pembiayaan di sektor pariwisata ini kita coba petakan dan bahas dalam Rakornas Pariwisata III/2018," kata dia.
Â
Genjot Pariwisata, Menpar Targetkan 20 Juta Turis Asing pada 2019
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan sebanyak 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019.
Itu dikemukakan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata III 2018 di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Rabu 26 September 2018.
Untuk mendukung target 20 juta wisman, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan 10 destinasi pariwisata prioritas sebagai Bali baru. Hal ini diputuskan untuk menggenjot investasi pada sektor pariwisata RI.
"Di 2019 - 2024, dibutuhkan investasi sektor pariwisata 120.000 hotel rooms, 15.000 restoran, 100 taman rekreasi, 100 operator diving, 100 marina, dan 100 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan melibatkan dunia usaha, program pembangunan 100.000 homestay yang meliputi usaha kecil menengah (UKM) pariwisata," ujar dia di Hotel Raffles.
"Jadi besarnya kebutuhan investasi dan pembiayaan di sektor pariwisata ini kita coba petakan dan bahas dalam Rakornas Pariwisata III/2018," tambah dia.
Arief melanjutkan, hingga  2019, sektor pariwisata membutuhkan investasi dan pembiayaan sebesar Rp 500 triliun. Hal ini dikontribusikan melalui tiga isu penting dalam hal pembiayaan di sektor pariwisata.
"Tiga kebutuhan pembiayaan kita yaitu kebutuhan pembiayaan untuk membangun 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP), kebutuhan pembiayaan usaha homestay 2018-2019 serta kebutuhan pembiayaan Usaha UMK Pariwisata (KUR Khusus Pariwisata)," ujar dia.
Diikuti 600 peserta dari berbagai sektor, pada Rakornas ini juga dilakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Pariwisata dengan Menteri Keuangan, Menteri Koperasi dan UKM, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, serta Lembaga Pembiayaan Pemerintah.
"Rakornas dapat dijadikan pembiayaan alternatif bagi pelaku usaha melalui lembaga pemerintah seperti LPEI, PT SMI, PT SMF, PT PII, PINA, dan LPDB maupun pembiayaan swasta seperti industri keuangan bank, industri keuangan non bank, dan pasar modal," kata Arief.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement