Sukses

Harga Telur Stabil di Rp 23 Ribu per Kg

Harga telur kembali turun ke kisaran Rp 22 ribu sampai Rp 23 ribu per kilogram (kg) setelah sempat melambung hingga Rp 30 ribu per kg pada Agustus lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Harga telur kembali turun ke kisaran Rp 22 ribu sampai Rp 23 ribu per kilogram (kg). Pada akhir Agustus lalu, telur sempat menyentuh Rp 30 ribu per kg.

"Telur biasa Rp 22 ribu, sudah turun dari kemarin," ucap Iman (26) salah satu pedagang telur di Pasar Grogol, Jakarta Barat, kepada Liputan6.com seperti ditulis Minggu (30/9/2018).

Lebih lanjut, pada toko tempatnya berjualan telur bebek dijual Rp 26 ribu per kg, telur ayam kampung Rp 2.200 per butir, dan telur puyuh Rp 32 ribu per kg.

Sementara, di Toko Telor Arie, harga masih terhitung sama, yaitu Rp 22 ribu sampai Rp 23 ribu per kg. Untuk telur ayam pecah harganya Rp 20 ribu per kg.

Telur ayam kampung yang ia jual terbagi dalam dua kategori. Telur ayam kampung merah sehara Rp 2.500 dan yang biasa Rp 2.500. Sementara, telur bebek satuannya Rp 2.500.

"Harga masih stabil, belum ada kenaikkan," ujar sang penjaga toko.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pemerintah Patok Batas Bawah dan Atas Harga Telur

 Hasil rapat koordinasi (rakor) Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dengan sejumlah asosiasi dan pengusaha hingga peternak telur menyepakati sejumlah keputusan.

Enggartiasto menyampaikan, keputusan tersebut salah satunya yakni menetapkan harga batas bawah dan batas atas untuk harga telur ayam ras di tingkat peternak.

"Dengan berbagai masukan menetapkan harga batas bawah dari telur Rp 18.000 (per kilogram) yang semula Rp 17.000. Kemudian dengan batas atas adalah Rp 20.000," ujar dia saat konferemsi pers di Kantornya, Jakarta, Rabu, 26 September 2018. 

Enggartiasto menyebut, keputusan ini di ambil menyikapi kondisi harga telur yang saat ini sedang jatuh, sementara harga pangan terus meningkat. Oleh karena itu, kata Enggartiasto, perlu ada penetapan harga batas bawah dan atas. 

"Kalau ini tidak disikapi dan kita tidak melakukan berbagai langkah maka akan menimbulkan persoalan bagi para peternak telur dan ayam. Sebab mereka juga akan ambil langkah afkir dini. Jangka panjanganya ini adalah akibatnya suplay telur di masa depan," imbuh Enggartiasto.

Enggartiasto juga akan meminta kepada Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) agar menyesuaikan harga telur yang telah disepakati. Harga beli atau famgate tidak boleh lebih rendah dari harga yang disesuaikan.

"Teman-teman Aprindo sebagai price leader akan diikuti oleh pedagang-pedagang yang lain. Telur ayam Rp 18.000 Itulah kesepakatan yang dikeluarkan. KPPU menjelaskan bahwa jadikanlah ini ketetapan pemerintah dan hasil meeting kami Aprindo bakal lakukan ini yakni follow pemerintah dimana mereka membeli dengan harga tidak di bawah Rp 18.000," pungkas Enggartiasto.