Liputan6.com, Jakarta Kondisi Indonesia selalu menjadi perhatian banyak pihak. Pemerintah pun selalu menuai pertanyaan terkait kondisi ekonomi Indonesia, salah satunya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.
Ketika menanggapi pertanyaan seputar kebenaran data kondisi perekonomian Indonesia, Sri Mulyani pun memberikan jawabannya.Â
Dia mengaku selalu mengkomunikasikan setiap kebijakan dan kegiatannya melalui media sosial, salah satunya via media Instagram. Media tersebut, dapat dijadikan rujukan.
Advertisement
"Liat Instagram saya saja. Smindrawati ya," kata dia, di Epicentrum XXI, Jakarta, Sabtu (29/9/2018).
Dengan demikian, menurut Mantan Direktur Bank Dunia, masyarakat dapat mendapat informasi serta penjelasan terperinci terkait kondisi ekonomi Indonesia.
"Kalau anda mau cek, bener nggak Sri Mulyani ngomong begini liat saja di Instagram saya," kata dia.
"Itu lebih lengkap. Kata-kata saya nggak dipotong. Judulnya nggak bombastis," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Â
Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen.
Bank Indonesia juga menaikkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,00 persen dan Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,50 persen.
Baca Juga
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, kenaikan suku bunga acuan bank sentral ini bakal mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, stabilisasi nilai tukar saat ini masih merupakan faktor yang utama.
"Iya, yang pertama itu ditempuh karena memang The Fed juga menaikkan bunganya. Kalau enggak, ya kita akan tertekan lagi tertekan lagi. Kalau sudah harus memilih antara stability dengan growth, ya kalau stability-nya terancam ya stabilitynya dulu yang diurusin," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Jumat (28/9/2018).
Menko Darmin mengatakan, saat ini Indonesia memang tengah memasuki era suku bunga tinggi. Hal ini seiring dengan kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) yang menaikkan suku bunga acuan dalam beberapa bulan terakhir.
"Sementara kenaikan tingkat bunga, ya walaupun tidak otomatis 1:1 menaikkan lending rate, pasti akan ada pengaruhnya. Artinya, kita sedang masuk dalam situasi tingkat bunganya sedikit lebih tinggi. Ya apa boleh buat," katanya.
Pemerintah, kata Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut, akan terus berupaya mengeluarkan berbagai kebijakan agar investasi di Indonesia tetap menarik. Satu hal yang akan dikaji ke depan adalah perluasan pemberian insentif pajak seperti tax allowance dan tax holiday.
"Apakah itu akan mempengaruhi ekonomi? Ada juga pengaruhnya. Kalau dibilang enggak ada, ya ada lah. Tapi ya kan ada yang murni keputusan market, tapi ada juga investasi itu dorongan pemerintah. Jadi apakah akan berpengaruh besar? Tergantung, pemerintah bisa mendorong juga nggak dari segi yang lain," tandasnya.
Reporter: Anggun P Situmorang
Sumber:Â Merdeka.com
Advertisement