Sukses

Harga Pangan Turun, Deflasi Bakal Kembali Terjadi pada September

Ekonom perkirakan Indonesia alami deflasi pada September 2018. Hal itu dipicu dari harga pangan turun.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom perkirakan Indonesia alami deflasi pada September 2018. Hal itu dipicu dari harga pangan turun.

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menuturkan, September 2018 akan terjadi deflasi sekitar 0,05 persen month to month (MtM) dengan inflasi tahunan sebesar 3,02 persen year on year (YoY). Perkiraan deflasi itu lebih rendah dari September 2017 sebesar 0,07 persen. Pada Agustus 2018 juga terjadi deflasi 0,05 persen.

"Tren deflasi dalam dua bulan terakhir ini dipengaruhi oleh tren deflasi kelompok volatile food di mana sebagian besar harga komoditas pangan cenderung turun terutama daging ayam dan cabai merah kecuali harga beras yang cenderung meningkat tipis," ujar Josua lewat pesan singkat yang diterima Liputan6.com, Senin (1/10/2018).

Sementara itu, Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual menuturkan, September bisa terjadi deflasi 0,1 persen. Sedangkan kalau terjadi inflasi bisa mencapai 0,1 persen. Hal ini didorong dari harga pangan relatif stabil. “Pola musiman September-Oktober tahun lalu deflasi. Ini pengaruh harga makanan relatif terkendali. Produsen belum menaikkan harga,” kata David saat dihubungi Liputan6.com.

Untuk inflasi inti, Josua memperkirakan di kisaran 2,74 persen YoY. Ini mengingat dampak pelemahan nilai tukar rupiah belum terlihat yang mengindikasikan produsen menekan margin dan upayakan efisiensi biaya produksi  ketimbang menyesuaikan harga-harga.

"Secara keseluruhan, inflasi pada akhir tahun diperkirakan mencapai kisaran 3 persen-3,5 persen YoY. Tren kenaikan inflasi berpotensi terjadi pada akhir tahun bertepatan dengan Natal dan Tahun Baru yang mendorong peningkatan permintaan komoditas pangan," kata dia.

Sedangkan David menilai, kemungkinan produsen menaikkan harga pada Oktober 2018 di kisaran 3-10 persen. Kenaikan harga itu untuk merespons nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS. David menuturkan, hal itu dapat  makanan jadi dan minuman akan alami kenaikan harga.

 

2 dari 2 halaman

BI Prediksi Kembali Terjadi Deflasi pada September 2018

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) prediksi terjadi deflasi pada September 2018. Sebelumnya, deflasi juga terjadi pada Agustus.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan berdasarkan survei rutin diperkirakan kembali terjadi deflasi -0,04 pada September 2018.

"Mengenai inflasi, kalau dilihat dari survei pemantauan sampai minggu kedua bulan September diperkirakan September ini masih deflasi minus 0,04 month to month. Kalau secara year on yearnya 3,03 persen ya," kata Perry di kompleks Gedung BI, Jumat 21 September 2018.

Perry menjelaskan, angka prediksi tersebut didapat dari pemantauan harga minggu pertama dan minggu kedua dari berbagai kota-kota besar.

"Kemudian kita estimasi inflasi IHK untuk bulan bersangkutan, 0,04 mtm itu estimasi IHK September," ujar dia.

Dia menjelaskan, ada faktor-faktor tertentu yang dinilai sebagai penyebab deflasi tersebut. Salah satunya adalah turunnya harga beberapa komoditi.

"Faktor-faktor deflasinya, kecenderungan bahan makanan itu masih menurun (harganya), daging ayam, telur itu masih turun dan beras udah stabil ini memungkinkan bahwa kebijakan yang ditempuh dari penyediaan pasokan dan distribusi pemerintah berjalan baik sehingga inflasi di Indonesia tetap rendah dan stabil,” ujar dia.

Dengan kondisi tersebut, Perry optimistis target inflasi  akan tercapai pada akhir 2018. "Diyakini target inflasi tahun ini 3,5 plus minus satu akan tercapai, kecenderungannya lebih rendah dari titik tengah,” ujar dia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Agustus 2018 terjadi deflasi sebesar 0,05 persen. Angka ini berbanding terbalik dibandingkan Juli 2018 yang mengalami inflasi sebesar 0,28 persen.

Namun, deflasi Agustus 2018 tersebut lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu yang mengalami deflasi sebesar 0,22 persen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: