Sukses

Pertemuan IMF-World Bank Dongkrak Omzet UMKM hingga 400 Persen

Annual Meeting IMF-World Bank menaikkan ketenaran destinasi wisata-wisata di daerah Bali untuk dikunjungi.

Liputan6.com, Jakarta - Omzet pelaku usaha Mikor kecil dan menengah (UMKM) di Bali berpotensi melonjak hingga 400 persen dengan adanya Pertemuan IMF-World Bank pekan depan. Dalam pertemuan tersebut ribuan delegasi dari berbagai negara akan berkumpul di Bali.

"Restoran dan hotel sudah pasti fullbook. Omzetnya mungkin sama seperti Asian Games kemarin bisa 300 persen dalam sehari atau bahkan 400 persen," tutur Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (01/10/2018).

Lonjakan omzet untuk para pelaku usaha disebabkan lokasi gelaran yang terpusat di Bali. "Apalagi ini terkonsentrasi dalam satu Bali, Bali kan enggak besar. Beda sama gelaran di Jakarta dan Palembang kemarin. Jadi yang omzetnya Rp 3 juta bisa sampai Rp 12 juta - Rp 15 juta sehari," jelasnya.

Senada, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Muhammad Faisal mengungkapkan, pertemuan IMF-World Bank memang mendongkrak perekonomian Bali. Namun hal itu tak berdampak signifikan pada skala perekonomian nasional.

"Dampaknya regional saja. Nasional masih terlalu jauh. Apalagi jika di compare dengan wisman atau turis asing tahunan yang datang ke Indonesia, jauh kan," ujarnya. "Jadi pasti meningkatkan devisa tapi devisa nasional tidak terlalu besar," tambah dia.

Sementara itu, Faisal sepakat bahwa Annual Meeting IMF-World Bank menaikkan ketenaran destinasi wisata-wisata di daerah Bali untuk dikunjungi.

"Karena event international yang datang juga pasti high level, naikkin pamor Bali. Ini jadi nilai tambah Bali di kancah internasional," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pertemuan IMF-World Bank di Bali Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi RI 0,5 Persen

Kepala Unit Kerja Bank Indonesia untuk Pertemuan IMF-World Bank, Peter Jacobs mengatakan, pertumbuhan ekonomi RI berpotensi meningkat sebesar 0,5 persen yang didorong oleh pertemuan IMF-World Bank di Bali pada pekan depan.

"Kapasitas kamar di Bali ada 26 ribu. Itu sangat dongkrak perekonomian Bali sekali. Selain itu, menurut Bappenas jika 19.800 orang datang ke Bali saja ini pertumbuhan ekonomi naik 0,5 persen. Mungkin jika di-rupiahkan sekitar Rp 5,7 triliun, tapi harus saya hitung kembali," tuturnya pada Minggu 30 September 2018.

Peter menjelaskan, animo masyarakat pada IMF-World Bank sangat luar biasa, terhitung dari jumlah peserta yang melebihi target BI. "Dulu kita targetnya 13 ribu delegasi, sekarang sudah 20 ribu pendaftar," ujarnya. 

Peter melanjutkan, kini pihaknya menargetkan persiapan IMF dapat rampung pada hari ini. "Persiapan IMF kita sudah 97 persen, sisanya tinggal touch up aja, finalisasi. Hari ini ditargetkan bisa 100 persen karena besok saya juga harus sudah di Bali," jelas dia.

Beralih ke korban gempa Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, ia mengaku BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memberi keringanan regulasi bagi UMKM di Donggala dan Palu melalui industri perbankan.

"Memang peraturan BI dan OJK akan ada perlakuan khusus bagi korban bencana jadi diberikan keringanan untuk mereka. Pemerintah juga tentunya akan memberikan anggaran tanggap bencana yang dananya akan didispose ke mereka. Sekarang kami masih mengumpulkan data korban sebanyak mungkin," tandasnya.