Sukses

Pengusaha Ritel Merugi Rp 450 Milliar Akibat Gempa Palu dan Donggala

Kerugian dialami pengusaha pemilik gerai toko modern seperti Ramayana, Matahari, Hypermart, Alfamidi, dan toko modern lain.

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat kerugian materi dan non materi akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah sangat besar.

Adapun nilai kerugian pengusaha ritel mencapai sekitar Rp 450 miliar. Kerugian dialami  pengusaha pemilik gerai toko modern seperti Ramayana, Matahari, Hypermart, Alfamidi, dan toko modern lain.

Kerugian tersebut meliputi kerusakan bangunan, display barang dagangan dan stok barang di gudang serta sedikitnya 5 orang korban jiwa dari para penjaga (kru) toko akibat gempa dan tsunami

"Sampai saat ini gerai ritel (anggota) Aprindo yang berada di Palu dan Donggala masih belum beroperasi dikarenakan masih dalam proses konsolidasi dan pendataan," kata Ketua Umum DPP Aprindo, Roy N. Mandey, dalam keterangan tertulis, Senin (1/10/2018).

Pengusaha juga menyatakan prihatin atas peristiwa Gempa Bumi dan Tsunami di Palu dan Donggala serta menyampaikan rasa dukacita sedalam-dalamnya kepada keluarga korban yang kehilangan anggota keluarganya.

"Semoga dalam waktu singkat dapat segera beroperasi kembali untuk melayani kebutuhan masyarakat," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Anggaran Penanganan Bencana Palu dan Donggala Rp 560 Miliar Cair Hari Ini

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memastikan anggaran penanganan bencana gempa di Palu dan Donggala sebesar Rp 560 miliar akan cair pada hari ini. Jumlah tersebut sesuai dengan permintaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Hari ini juga sudah cair (anggaran Rp 560 miliar),” kata Sri Mulyani di kantornya, Senin (1/10/2018).

Dia menyebutkan anggaran tersebut langsung diproses saat permohonan dari BNPB masuk meski pada akhir pekan.

“Yang itu yang saya proses weekend kemarin begitu terjadi, hari sabtu permintaan kita sudah approve dan proses penganggarannya sedang berjalan sehingga itu kita setujui pada hari sabtu yang lalu,” ujarnya.

Dia menjelaskan, BNPB akan bertugas melakukan pemanfaatan alokasi dana tersebut. Ini karena tingkat kerusakan di masing-masing daerah di Sulawesi Tengah akibat gempa dan tsunami berbeda-beda sehingga anggarannya tidak bisa disamaratakan.

“BNPB akan membuat suatu pool dana, jadi mereka yang akan menentukan untuk daerah - daerah yang memang memiliki prioritas tinggi,” jelas dia.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com