Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyayangkan sikap pemerintah yang memperbolehkan masyarakat untuk mengambil makanan dari dalam minimarket pasca gempa yang terjadi di Palu.
Sekretaris Jenderal Aprindo, Solihin mengatakan, dirinya tidak ingin menyalahkan siapa pun dalam kasus penjarahan yang terjadi di minimarket di Palu, yang salah satunya dialami oleh 41 gerai milik PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart).
Namun menurut dia, nyatanya aksi ini semakin masif setelah Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengeluarkan pernyataan terkait hal itu.
Advertisement
"Kami Aprindo sudah menyampaikan keprihatinan terutama pengucapan yang mungkin diartikan salah tafsir dan setelah diklarifikasi, semua sudah terjadi," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (1/9/2018).
Baca Juga
"Bagaimana Pak Mendagri ngomongnya, saya juga tidak mengerti. Tetapi setelah beliau ngomong begitu, kemudian media memberitakan, menjadi masif itu (penjarahan). Saya tidak mau mengatakan itu (menjadi pemicu), tapi kenyataannya seperti itu. Habis semua sudah," tambah dia.
Meski demikian, pria yang juga menjabat sebagai Direktur Lisence dan Corporate Affair Sumber Alfaria Trijaya mengaku pasrah dengan ludesnya barang-barang di gerai milik perusahaannya ini.
"Kalau sekarang mau nuntut ganti rugi sama siapa saya juga tidak tahu," kata dia.
Menurut Solihin, saat ini yang menjadi fokusnya yaitu bagaimana nasib seluruh karyawannya yang juga menjadi korban gempa segera diketahui. Sebab, hingga kini, masih ada sebagian karyawan Alfamidi yang belum diketahui keberadaannya.
?"Saya fokus bagaimana karyawan saya bisa selamat. Saya sudah tidak memikirkan itu lagi. Sekarang bagaimana karyawan bisa selamat," tandas dia.
Â
* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.
Â
Â
Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penjelasan Mendagri Tentang Berita Penjarahan di Bandara Palu
Diberitakan bahwa ada penjarahan di sekitar bandara pasca gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pun angkat bicara menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Tjahjo saat ini ada di Palu. Dan saat kejadian, sedang ada di sekitar bandara.
Menurut Tjahjo kondisi bandara memang berantakan. Ada beberapa bangunan yang merupakan fasilitas bandara runtuh karena gempa. Saat ini, listrik juga mati. Bandara juga tidak ada yang tunggu. Tidak hanya itu, halaman bandara juga difungsikan untuk menampung pengungsi.
BACA JUGA
"Ya memang ada toko di bandara yang rusak akibat gempa makanan minuman berhamburan kemudian itu diambil masyarakat jadi bukan penjarahan," kata Tjahjo.
Tjahjo yang saat itu tengah ada di bandara, melihat langsung kejadian itu. Ia akui, halaman bandara memang penjagaan masih minim. " Itu yang saya tahu. Tidak begitu beritanya" katanya.
Tjahjo menceritakan, saat ia meninjau kondisi masyarakat korban bencana yang sedang dirawat di rumah sakit. Saat ini bantuan yang diperlukan segera adalah makanan dan minuman. Sebab semua toko tutup. Banyak yang rusak dan runtuh. Tidak hanya itu, aliran listrik juga mati. Kata Tjahjo, sempat digelar rapat dengan pihak Pemda setempat. Ia telah menginstruksikan beberapa hal pada Pemda.
"Dalam rapat saya minta Pemda fasilitasi untuk membeli minuman dan makanan di toko yang jual. Dan prioritas berikan dulu ke pengungsi dan yang di rawat dirumah sakit, cari yang punya toko dibeli dulu dan sy minta pengawalan Satpol-PP dan Polri kemudian bagikan makanan tersebut," ujar Tjahjo.
Saat ini darurat listrik kata Tjahjo. Dan bantuan baru masuk malam nanti dari daerah tetangga. "Kondisi memang darurat, makanan dan bantuan minuman belum masuk. Toko tutup, ya bantu masyarakat yang perlu makan minum," katanya.
Tjahjo juga mengaku telah meminta langsung ke Gubernur Sulteng untuk membeli minuman dari toko yang tutup. Ia juga ikut gotong-royong menyumbang dana untuk membeli makanan dan minuman.
Advertisement