Sukses

Ditinggalkan Investor, Harga Emas Terpuruk

Harga emas turun karena investor meninggalkan emas dan beralih ke aset yang lebih berisiko.

Liputan6.com, Chicago - Harga emas turun karena investor meninggalkan emas dan beralih ke aset berisiko setelah Amerika Serikat (AS) mencapai kesepakatan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dengan Kanada.

Harapan penguatan ekonomi AS akan menyebabkan bunga pinjaman yang lebih tinggi juga turut mempengaruhi pergerakan harga emas.

Dilansir dari Reuters, Selasa (2/10/2018), harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD 1.187,98 per ounce, setelah mencapai level terendah enam minggu USD 1.180,34 di sesi sebelumnya.

Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun USD 4,5 atau 0,4 persen menjadi USD 1.191,70 per ounce.

“Perjanjian perdagangan Kanada-AS telah mengambil beberapa tekanan dari pasar ekuitas. Jadi reaksi awal adalah keluarnya modal dari komoditas ke pasar saham,” kata Direktur Perdagangan Global Kitco Metals, Peter Hug.

Emas telah mengalami kerugian dalam enam bulan berturut-turut, penurunan beruntun terpanjang sejak Januari 1997, sebagian besar karena kekuatan dolar yang berasal dari ekonomi AS dan kekhawatiran perang perdagangan global.

Investor juga memilih untuk membeli dolar AS dan obligasi AS sebagai investasi yang aman, bukan emas. Optimisme tentang perjanjian perdagangan bebas yang disusun kembali untuk Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko membantu pasar dunia memulai kuartal keempat dengan catatan positif.

Gubernur Bank Sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell pekan lalu mengindikasikan kenaikan suku bunga secara bertahap. Ini dapat lebih meningkatkan mata uang AS, membuat emas yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, berpotensi menurunkan permintaan.

“Berita utama emas masih terkait dengan the Fed. Mengikuti pidato Powell, pasar mengharapkan satu kenaikan suku bunga lagi pada bulan Desember dan tiga lagi tahun depan, ” kata Kepala Analis ActivTrades, Carlo Alberto De Casa.

The Fed menaikkan suku AS pekan lalu dan the Fed berencana menaikkan empat kali lagi hingga akhir 2019 dan satu kenaikan pada 2020, dengan alasan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan pasar pekerjaan yang kuat. Suku bunga AS yang lebih tinggi cenderung mengangkat dolar, memberikan tekanan pada harga emas.

Harga palladium turun 1,2 persen menjadi USD 1.059,95 per ounce setelah menyentuh level tertinggi delapan bulan USD 1.094,60 pada sesi sebelumnya. Harga perak tergelincir 1,1 persen menjadi USD 14,44, sementara platinum naik 0,9 persen menjadi USD 819,35.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.