Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan yang cukup dalam pada perdagangan Selasa ini. Pelemahan rupiah hingga tembus 15.025 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Selasa (2/10/2018), rupiah berada di posisi 15.025 per dolar AS pada siang ini, melemah dalam jika dibandingkan dengan pembukaan perdagangan yang ada di angka 14.945 per dolar AS.
Rupiah diperdagangkan di posisi yang lebar yaitu 14.945 per dolar AS hingga 15.025 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 10,84 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok 14.988 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.905 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan fluktuasi rupiah dibayangi kekhawatiran pelaku pasar uang terhadap aktivitas ekonomi China yang cenderung melambat.
"Ekonomi China yang melambat dikhawatirkan berdampak ke ekonomi kawasan sekitar," katanya seperti dikutip dari Antara.
Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail mengatakan, sentimen tercapainya kesepakatan baru Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) antara AS, Meksiko, dan Kanada dapat mendorong permintaan dolar AS sehingga menahan laju rupiah.
Â
* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) bersama Kitabisa.com mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.
Â
Â
Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rupiah Melemah 8,97 Persen hingga September 2018
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah masih mengalami depresiasi, tetapi dengan volatilitas yang masih terjaga.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan depresiasi rupiah sejalan dengan mata uang negara peers akibat berlanjutnya penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang luas.
"Rupiah secara rata-rata melemah sebesar 1,05 persen pada Agustus 2018. Tekanan terhadap nilai tukar rupiah relatif terbatas pada September 2018 sehingga pada 26 September 2018 ditutup pada level Rp 14.905 per dolar AS," kata Perry pada Kamis, 27 September 2018.Â
BACA JUGA
Dengan perkembangan ini, dia menuturkan, secara year to date (ytd) hingga 26 September 2018, rupiah terdepresiasi 8,97 persen atau lebih rendah dari India, Afrika Selatan, Brasil, dan Turki.
"Ke depan, Bank Indonesia terus melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya, serta menjaga bekerjanya mekanisme pasar dan didukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan," ujar Ferry.
Kebijakan tersebut, kata Perry, akan diarahkan untuk menjaga volatilitas nilai tukar rupiah serta kecukupan likuiditas di pasar.
"Sehingga tidak menimbulkan risiko terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ujar dia.
Advertisement