Liputan6.com, Jakarta - Dolar Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan keperkasaannya. Rupiah tercatat bergerak pada kisaran 15.050 hingga 15.090 per dolar AS pada Rabu pekan ini.
Pemerintah memanfaatkan kondisi ini dengan memberi insentif kepada pengusaha, untuk mendorong ekspor khususnya produk pangan. Insentif itu antara lain kemudahan dalam pengurusan izin ekspor.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman memerintahkan Karatina Padang dan pemangku kepentingan memangkas pengurusan izin ekspor yang panjang menjadi seminggu.
Advertisement
Baca Juga
"Ini perintah Bapak Presiden Joko Widodo, jangan persulit petani yang ingin berkembang. Kalau lebih seminggu hubungi saya, biar saya yang telusuri," ujar Amran dalam keterangan tertulis, Rabu (3/10/2018).
Amran menjelaskan,  selama ini penyederhanaan sudah dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan ekonomi tumbuh karena dua hal, yaitu ekspor dan ekspansi. Â
"Di pertanian tumbuh ekspor menjadi 24 persen atau setara 441 triliun. Kami target tahun ini akan meningkat lagi," tambah dia.
Dengan keberhasilan ekspor itu, Amran mengimbau semua kalangan melakukan gerakan masif memajukan pertanian.Â
"Jika pertanian maju, ekonomi nasional akan semakin baik . Sektor pertanian salah satu penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi", kata dia.
Â
Â
Selanjutnya
Apa yang dilakukan Kementan ini dirasakan Muhammad Bayu Vesky, selaku Direktur Kerjasama Antar Lembaga PT Bumi Alam Sumatera, perwakilan dari 10 pengusaha yang mengekspor 10 ribu ton manggis Sumatera Barat ke Cina. Menurut dia, Kementerian Pertanian (Kementan) sangat serius mendorong ekspor. Ia mengaku membuktikan sendiri, dari pembinaan petani hingga pengurusan izin yang begitu cepat.Â
"Bayangkan dalam 38 hari, kami sudah dua kali ekspor manggis ke China via ke Bandara Minangkabau. Hari ini kami kirim lagi dua truk," ungkap Bayu.
Selain cepat, Bayu juga mengaku tidak mengeluarkan biaya satu rupiah pun untuk mengurus berbagai proses itu. Untuk lebih meningkatkan daya saing, Bayu berharap penanganan manggis ekspor ke depan mulai dari kebun, packing house hingga proses distribusi bisa dipercepat.Â
"Bukan karena selama tidak dipercepat, hanya saja muncul kekhawatiran manggis dalam negeri tidak bisa berkompetisi di negara tujuan ekspor karena layu," tutur dia. (Yas)Â
Advertisement
Ada Kekhawatiran
Apa yang dilakukan Kementan ini dirasakan Muhammad Bayu Vesky, selaku Direktur Kerjasama Antar Lembaga PT Bumi Alam Sumatera, perwakilan dari 10 pengusaha yang mengekspor 10 ribu ton manggis Sumatera Barat ke Cina.
Menurut dia, Kementerian Pertanian (Kementan) sangat serius mendorong ekspor. Ia mengaku membuktikan sendiri, dari pembinaan petani hingga pengurusan izin yang begitu cepat.Â
"Bayangkan dalam 38 hari, kami sudah dua kali ekspor manggis ke China via ke Bandara Minangkabau. Hari ini kami kirim lagi dua truk," ungkap Bayu.
Selain cepat, Bayu juga mengaku tidak mengeluarkan biaya satu rupiah pun untuk mengurus berbagai proses itu. Untuk lebih meningkatkan daya saing, Bayu berharap penanganan manggis ekspor ke depan mulai dari kebun, packing house hingga proses distribusi bisa dipercepat.Â
"Bukan karena selama tidak dipercepat, hanya saja muncul kekhawatiran manggis dalam negeri tidak bisa berkompetisi di negara tujuan ekspor karena layu," tutur dia. (Yas)Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â