Sukses

Pemilu 2019 Kondusif, Tingkat Okupansi Hotel Bakal Positif

Kondisi dan stabilitas politik menjelang Pemilu 2019 diperkirakan menjadi faktor penentu kinerja hotel di Jakarta pada semester I.

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi dan stabilitas politik menjelang Pemilu 2019 diperkirakan menjadi faktor penentu kinerja hotel di Jakarta pada semester I tahun politik mendatang.

Proyeksi ini disampaikan oleh Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto di Jakarta, seperti ditulis Kamis (4/10/2018).

Selain itu, jumlah hari "kejepit" pada 2019 yang lebih sedikit dibanding tahun ini juga akan berpengaruh terhadap tingkat okupansi.  "Karena itu berkaitan dengan long weekend. Biasa orang supaya cutinya banyak tapi jatahnya berkurang sedikit ambilnya pas hari kejepit," ujar dia.

Jumlah pasokan hotel yang saat ini cukup banyak sebenarnya bisa diimbangi dengan kegiatan-kegiatan yang menarik baik yang berskala nasional maupun internasional yang dapat menarik aktivitas okupansi.

Ferry meneruskan, tingkat okupansi hotel yang saat ini sudah cukup tinggi harus dijaga konsistensinya agar tidak kembali melemah.

"Yang dibutuhkan adalah bagaimana sektor ini digerakkan dengan adanya peran pemerintah lewat event-event yang menarik," ujar dia.

 

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Signifikan

Sektor hotel di Jakarta pada 2018 secara year to date memang menunjukkan ada peningkatan. Aktivitas hunian ini khususnya meningkat di bulan Juli dan Agustus. Bahkan, okupansi pada kedua bulan tersebut merupakan tingkat hunian bulanan tertinggi sejak empat tahun terakhir.

Padahal tingkat hunian pada Juni atau akhir kuartal kedua cukup turun drastis. "Siklus Jakarta itu selalu sama seperti ini. Dia akan melemah saat ketemu musim liburan dan lebaran. Dia akan turun occupancy," ujar Ferry.

Menurut Ferry, kencenderungan kenaikan pada dua bulan pertama kuartal ketiga merupakan kontribusi dari penyelenggaraan Asian Games 2018 yang diadakan di Jakarta sehingga jumlah tamu meningkat.

Pesta olahraga terbesar di asia tersebut mendongkrak tingkat okupansi sebesar 3,3 persen menjadi 61 persen (q-o-q). Ferry memprediksi, tingkat hunian pada September akan lebih tinggi dari Agustus.

"Kemudian nanti di akhir tahun seperti biasa, tingkat hunian Jakarta akan menurun," papar Ferry.

Hal ini karena Jakarta bukan merupakan destinasi pilihan banyak orang untuk berlibur. Selain itu, aktivitas bisnis yang menurun juga akan berperan dalam melemahnya tingkat hunian di akhir tahun. (Felicia Margaretha) 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Â