Sukses

Manusia Terkaya di Dunia Berbagi Jurus Hadapi Kritikan

Orang terkaya dunia pun tetap saja dikritik.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Orang terkaya di dunia pun ternyata tetap diserang kritikan dan nyinyiran. CEO Amazon Jeff Bezos tengah menghadapi kritikan ketika menaikkan gaji minimum pegawainya. 

Dia dikritik karena dianggap terlambat melakukannya. Manusia terkaya dunia itu pun sama sekali tidak merespons negatif, dia dengan bijaksana menjelaskan bahwa menghadapi kritikan adalah penting dalam proses kepemimpinan. 

"Jika kamu akan melakukan sesuatu yang baru atau berbeda di dunia, hal itu pasti akan disalahpahami, terkadang oleh kritikus yang berniat baik, terkadang oleh kritikus yang punya kepentingan pribadi. Tidak apa-apa, semua itu adalah bagian dari proses," ucap Bezos seperti dikutip CNBC.

Bezos menyarankan untuk membentuk sebuah kerangka proses dalam menghadapi serangan kritikan. Dia tidak serta merta menyuruh mengabaikan omongan orang lain, melainkan secara proaktif menyimak dan memilah informasi yang didapat dari kritikan.

"Kamu simak, kamu tanya apakah mereka benar, atau bahkan jika mereka tidak sepenuhnya benar, apakah ada hal yang benar (dari kritikan) yang bisa kamu ambil sebagai inspirasi," ucap pria yang mendirikan Amazon pada 1994 itu.

Bezos melanjutkan, "Jika kamu memutuskan ada sesuatu (yang positif) dari orang yang mengkritikmu, maka kamu harus berubah."

Setelahnya, Bezos memberi catatan agar tidak takut menolak kritikan apabila tidak ada hal positif yang bisa diambil. "Bila kamu memutuskan bahwa jawabannya adalah tidak, maka tidak boleh ada kekuatan di dunia yang menggerakanmu."

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

2 dari 2 halaman

Sumbangkan Duit, Bos Facebook Malah Dihujani Komentar Miring

Kasus serupa terjadi pada CEO Facebook Mark Zuckerberg. Dia juga menyumbangkan banyak uang agar lebih banyak penyakit yang disembuhkan, sayangnya dia malah dihujani komentar miring karena targetnya dianggap terlalu ambisius.

"Kebanyakan orang punya reaksi, 'Oh, itu pasti akan terjadi dengan sendirinya, mengapa kamu tidak menghabiskan waktu untuk melakukan hal lain?" ucap Zuckerberg seperti dikutip Business Insider.

"Dan banyak orang lain memiliki reaksi 'Oh, itu sepertinya hampir tidak mungkin, mengapa kamu memasang target terlalu tinggi?'" lanjutnya.

Tidak peduli reaksi yang didapat, sang pendiri Facebook masih optimistis pada rencananya. Ia ingin kemajuan teknologi dan sains agar makin cepat.

Rencana ini pertama kali diprakrasai Zuck dan istrinya, Priscilla Chan, seorang dokter anak, pada pengujung 2015 lalu setelah kelahiran putri pertama mereka: Maxima.

Zuck dan istrinya menyumbangkan saham senilai USD 1 miliar per tahun dari 2015 sampai 2018 untuk Chan Zuckerberg Initiative (CZI).

Gagasan Zuckerberg dan Priscilla bukanlah agar tidak ada orang yang sakit, tetapi untuk mengurangi keparahan penyakit di seluruh dunia. Targetnya adalah menyembuhkan penyakit pada 2100 mendatang.