Sukses

2 Bendungan Baru di Jawa Timur Bisa Tarik Wisatawan

Bendungan Nipah dan Bajulmati di Jatim selesai dibangun dan memberi akses pariwisata.

Liputan6.com, Jawa Timur - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah selesai membangun dua bendungan baru di Jawa Timur yakni Bendungan Nipah dan Bendungan Bajulmati. Kehadiran dua waduk tersebut dinilai dapat memberikan banyak manfaat untuk berbagai hal, mulai dari sumber air hingga pariwisata.

Bendungan Nipah terletak di Kabupaten Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur. Bendungan ini diresmikan pada 2016 dan memiliki kapasitas tampung total 6,16 juta m2. Adapun tujuan pembuatannya ialah untuk meningkatkan produktivitas pertanian, perikanan, sumber air baku, dan wisata.

Sementara itu, Bendungan Bajulmati berlokasi di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo. Bendungan yang rampung 2015 ini memiliki daya tampung hingga 10 juta m2.

Manfaat yang dapat dirasakan dari pembangunan bendungan tersebut selain dapat mengairi 1.800 Hektare lahan pertanian, juga menjadi sumber penyediaan air baku untuk air bersih dan mengembangkan potensi wisata daerah sekitar.

Selain Bendungan Nipah dan Bendungan Bajulmati, Kementerian PUPR tercatat telah berhasil menyelesaikan 7 bendungan lain hingga pertengahan 2018. Waduk itu antara lain Bendungan Paya Seunara dan Bendungan Rajui di Aceh, serta Bendungan Titab di Bali.

Kemudian Bendungan Jati Gede di Jawa Barat, Bendungan Tritip di Kalimantan Timur, Bendungan Raknamo di Nusa Tenggara Timur, dan Bendungan Tanjung di Nusa Tenggara Barat.

Pembuatan bendungan baru tersebut sejalan dengan misi Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang menargetkan pembangunan 65 bendungan, yang terdiri dari 16 bendungan lanjutan dan 49 bendungan baru.

2 dari 2 halaman

Pembangunan 9 Bendungan Ditargetkan Rampung Tahun Ini

 Kementerian PUPR menargetkan pembangunan 65 bendungan yang terdiri dari pembangunan 16 bendunganlanjutan dan 49 bendungan baru pada periode 2015-2019. Pembangunan sembilan bendungan diantaranya ditargetkan rampung pada tahun ini.‎

Pembangunan bendungan di berbagai daerah di Indonesia tersebut untuk mendukung program Nawa Cita guna mewujudkan ketahanan pangan dan air nasional. Selain bendungan, pemerintah juga melaksanakan pembangunan jaringan irigasi baru seluas 1 juta hektar dan merehabilitasi 3 juta hektar irigasi yang rusak.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan akan meningkatkan suplai air untuk lahan pertanian secara lebih merata dan kontinu. Dengan adanya suplai air dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, nantinya akan bisa bertambah menjadi 2-3 kali.

"Saat ini dari 7,3 juta hektar lahan irigasi, hanya sekitar 11 persen yang mendapatkan pasokan air dari bendungan. Nantinya setelah 65 bendungan rampung, daerah irigasi yang akan dipasok airnya dari bendungan akan bertambah menjadi 19 persen-20 persen,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta pada awal Agustus lalu.

Dia menjelaskan, program pembangunan bendungan diikuti oleh program irigasi premium yakni irigasi yang mendapat suplai air dari bendungan. Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya mahal, dipastikan bisa mengalirkan air hingga ke sawah-sawah petani.

Pada 2018, ditargetkan sembilan bendungan yang pembangunannya dimulai pada 2015 akan rampung. Bendungan tersebut antara lain Bendungan Rotiklot di NTT, Bendungan Tanju, Mila, Bintang Bano di NTB, Bendungan Gondang dan Logung di Jawa Tengah, Bendungan Sei Gong di Batam, Bendungan Sindang Heula di Banten, serta Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan.

Total kapasitas tampung dari sembilan bendungan tersebut mencapai 288 juta meter kubik. Rata-rata progres delapan bendungan tersebut sudah 80 persen-90 persen. Untuk Bendungan Rotiklot dan Tanju sudah selesai dan tengah memasuki tahap impounding. Bendungan Raknamo di NTT dan Tanju di NTB sudah diresmikan.