Liputan6.com, Nusa Dua - Rangkaian acara pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, telah dimulai pada Senin ini. Adapun puncak acara pertemuan tersebut akan berlangsung pada 11-12 Oktober 2018.
Beberapa kalangan menilai acara yang dihadiri lebih dri 32 ribu peserta ini bentuk pemborosan anggaran pemerintah di tengah adanya bencana yang terjadi di Lombok, Palu dan Donggala.
Menanggapi hal itu, Ketua Unit Kerja Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank Peter Jacobs menilai soal anggaran ini seharusnya tidak menjadi isu yang dipermasalahkan saat ini.
Advertisement
Baca Juga
"Anggaran ini sudah diketahui semua pihak, mereka (DPR) sudah menyetujui dan dijelaskan sejak lama oleh Pak Luhut, saya rasa dia sudah menjelaskan secara clear anggarannya akan dipakai untuk apa saja," tegas Peter di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10/2018).
Dengan total dana Rp 855 miliar, panitia sudah berusaha melakukan penghematan namun tanpa mengurangi berbagai fasilitas yang menjadi standar pertemuan internasional.
Mengenai korban bencana di Lombok, Palu dan Donggala, Peter menegaskan di acara ini para delegasi bahkan berinisiatif untuk menggalang dana buat mereka. Penggalangan dana ini baik dilakukan secara individu hingga sistem donasi kelompok.
"Soal Palu negara-negara ini punya concern besar jadi mereka juga lihat Indonesia ini negara besar, negara yang mampu menangani acara sebesar ini di tengah situasi yang memang sedang banyak masalah gempa di Lombok dan juga gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, jadi para peserta sendiri merasa juga ada keterpanggilan untuk memberikan bantuan," tambah dia.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Manfaat Pertemuan
Peter mengaku, daripada mempermasalahkan soal anggaran ini, lebih baik membahas mengenai berbagai manfaat pertemuan tahunan ini bagi Indonesia.
Seperti diketahui, dalam pertemuam tahunan ini, setidaknya ada beberapa isu yang akan diangkat. Pertama yang akan dibahas adalah penguatan International Monetary System (IMS). Isu kedua adalah ekonomi digital. Perkembangan ekonomi digital dipengaruhi oleh berbagai risiko.
Selanjutnya isu ketiga, pembahasan mengenai bagaimana solusi kebutuhan pembeiayaan infrastruktur di negara berkembang dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Dan isu ke empat mengenai ekonomi dan keuangan syariah.
Advertisement