Liputan6.com, Jakarta - Rangkaian acara pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Bali, telah dimulai. Di hari ke dua ini diselenggarakan 'Indonesia Investment Forum 2018' di Hotel Conrad, Tanjung Benoa, Bali.
Acara ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dam Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.
Di forum ini, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan beberapa manfaat pembiayaan infrastruktur. Sebagai negara berkembang, peran investor dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi memjadi salah satu kunci.
Advertisement
Baca Juga
"Pembiayaan infrastruktur akan percepat perkembangan infrastruktur yang sudah cepat dalam 4 tahun terakhir. Maka pembangunan infrastruktur 4 tahun ini dan terus berlangsung akan menigkatkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka mengah dan panjang," kata Perry di Hotel Conrad, Selasa (9/10/2018).
Bahkan, diungkapkan Perry, salah satu studi menunjukkan infrastruktur bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5 persen tentunya dibarengi dengan berbagai reformasi yang lainnya.
Manfaat ke dua, pembiayaan oleh swasta membantu perbaikan current account deficit. Hal itu sejalan dengan misi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sedangkan manfaat ke tiga, dengan semakin banyak pembiayaan pembiayaan swasta mampu meningkatkan instrumen pembiayaan. Dengan begitu, pasar keuangan di Indonesia akan lebih dalam.
"Jadi tidak hanya korporasi tapi instrumen pembiyaan ritel ini bisa meningkat," tegas Perry.
Pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia yang diaslenggarakan di Bali ini, ditegaskan Perry dihadiri lebih dari 32 ribu peserta. Selain pejabat negara juga dihadiri berbagai pengusaha dari penjuru dunia. Hal ini yang menjadi potensi RI dalam menawarkan berbagai model pembiayaan proyek infrastruktur.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
RI Perlu Terapkan Pembiayaan Inovatif untuk Bangun Infrastruktur
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bekerjasama dengan PT Bank HSBC Indonesia untuk menyelenggarakan Infrastructure Forum di Ayana Hotel & Resort, Jimbaran, Bali pada 11 Oktober 2018.
Kerja sama ini selain sebagai paralel event IMF-World Bank, juga dalam rangka mendorong pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia. Kepala BKPM, Thomas Lembong, menyatakan pihaknya senantiasa akan mendorong peran serta pelaku usaha swasta untuk pengembangan sektor infrastruktur di Indonesia.
Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan begitu, kata dia, pemerintah diharapkan dalam pembiayaan proyek infrastruktur tidak lagi bergantung pada APBN.
BACA JUGA
"Saatnya kita menerapkan strategi yang lebih kreatif dalam hal pembiayaan proyek infrastruktur. Salah satu yang bisa diterapkan adalah melalui sekuritisasi aset-aset perusahaan swasta. Dengan melepas aset-aset tersebut, pemilik perusahaan bisa mendapatkan cash dan membangun investasi baru, di antaranya dituangkan ke pembangunan proyek infrastruktur," ujar dia pada Rabu 3 Oktober 2018.
Thomas mencontohkan, beberapa pembiayaan proyek infrastruktur yang digagas oleh Kementerian Bappenas melaui Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) sudah lebih dulu jalan. Dari skema ini setidaknya sudah ada beberapa proyek pemerintah yang jalan tanpa harus bergantung dari APBN.
"Contoh struktur pendanaan yang digagas oleh Bappenas dalam bentuk PINA. Ini sudah dipakai dalam mendanai jalan tol dan listrik," ujar Lembong.
Dengan demikian, dirinya berharap, melalui Infrastructure Forum ini dapat memperkuat citra lndonesia sebagai negara tujuan investasi global dan mendorong sektor swasta untuk semakin berperan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Advertisement