Sukses

LPEI Dukung Pembiayaan ke Negara Afrika

LPEI mengajak agar berbagai negara berkembang di dunia mau menjalin kerja sama di tengah ketidakpastian situasi ekonomi global saat ini.

Liputan6.com, Nusa Dua - Pada perhelatan tahunan IMF-World Bank Group (WBG) 2018, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank mengajak agar berbagai negara berkembang di dunia mau menjalin kerja sama di tengah ketidakpastian situasi ekonomi global saat ini.

Adapun pernyataan itu dikeluarkan dalam sebuah parallel event Annual Meeting IMF-WBG 2018 bertema The Perfect Time to Enhance Emerging Economies Cooperation on Trade yang digelar di Sofitel Hotel, Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018).

Pembahasan inti dari diskusi panel sesi adalah ketegangan perang dagang dan ketidakpastian dalam perang tarif serta dampak dan konsekuensinya terhadap pasar berkembang.

Sebab, adanya peningkatan signifikan terhadap tarif impor akan semakin menekan volume perdagangan internasional dan kinerja ekspor. 

Selain itu, tingginya ketergantungan terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dinilai akan membebani pembiayaan eksportir. 

Sementara itu, Direktur Pelaksana l LPEI, Dwi Wahyudi, menyampaikan kondisi tersebut menunjukkan pentingnya kerja sama antar negara berkembang, terutama untuk menciptakan respons serta strategi yang potensial untuk mengatasi situasi yang terjadi.

Hal itu disebutkannya selaras dengan salah satu tujuan dari diselenggarakannya kerja sama dagang antar negara berkembang seperti Asia dan Afrika, yakni untuk membuka peluang serta penetrasi pasar. 

"Untuk melakukan penetrasi pasar, LPEI dukung pembiayaan ke negara-negara di kawasan Afrika dan ini sejalan dengan penugasan khusus yang diberikan pemerintah melalui KMK No.787/KMK.08/2017," ujar dia.

Dia menuturkan, ada prokteksi dalam perdagangan dapat mengurangi akses pasar ke negara-negara maju. Dengan begitu, persaingan yang terjadi di pasar ekspor akan semakin sengit karena para eksportir perlu melakukan pengalihan ekspor dari pasar Amerika Serikat. 

Dia pun berharap, dengan diselenggarakannya diskusi panel ini mampu tercipta strategi serta solusi untuk menghadapi dan mengatasi isu-isu internasional, khususnya yang berkaitan dengan perekonomian dan perdagangan global. 

"Indonesia Eximbank selalu siap untuk memajukan perekonomian Indonesia di cakupan internasional dengan meningkatkan pelaku usaha berorientasi ekspor yang siap bersaing di pasar global," ujar dia.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

2 dari 2 halaman

LPEI Dorong UMKM Berorientasi Ekspor untuk Tembus Pasar Global

Sebelumnya, Lembaga Pembiayaan Ekspor lndonesia (LPEl) atau Indonesia Eximbank berkesempatan menyelenggarakan diskusi panel dengan mengambil tema The Perfect Time to Enhance Emerging Economies Cooperation on Trade dalam rangkaian kegiatan IMF-WBG Annual Meetings 2018 yang bertempat di Sofitel Hotel, Nusa Dua, Bali, Selasa 9 Oktober 2018.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesly menyampaikan, diskusi panel ini bertujuan untuk mendapatkan pandangan dari panelis yang merupakan ahli di bidang terkait, antara lain pemerintah, bank sentral, Eximbank, serta institusi keuangan.

Dia menyebutkan, masukan dari banyak pihak itu berguna untuk mengeksplorasi beberapa poin terkait cara memperkuat daya saing UKM berorientasi ekspor dalam e-commerce global.

"Fokus dari diskusi panel ini adalah menciptakan strategi, memberikan dukungan, dan meningkatkan kesiapan untuk para pelaku usaha berorientasi ekspor dalam memasuki e-commerce global," ungkap dia.

Sebagai informasi, LPEI merupakan sebuah lembaga pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi yang didirikan lewat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009. Prioritas pembiayaan LPEI adalah mempertahankan kemampuan industri padat karya, menumbuhkan multiplier effectsekonomi rakyat, dan mengembangkan chanelling produk Indonesia di pasar ekspor.

Kinerja LPEI per Agustus 2018 dapat dilihat dari pencapaian asset sebesar Rp 117,27 triliun dan aspek pembiayaan ekspor mencapai Rp 106,89 triliun atau tumbuh 9,7 persen (year on year/yoy). Sementara penjaminan Rp 11,50 triliun tumbuh 29,8 persen dan asuransi berada di angka Rp 12,37 triliun yang berarti tumbuh 16,4 persen.

Lebih lanjut, Sinthya Roesly memperkirakan, total penjualan tahunan berbasis e-commerce dari beberapa negara berkembang antara lain Brazil, India, Tiongkok, Meksiko, Rusia, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Turki, termasuk lndonesia, akan mencapai USD 3,5 triliun pada 2018.

"Berdasarkan data statistik Credit Suisse's report, 50 persen dari populasi di negara berkembang memilih untuk berbelanja melalui platform online. Hal ini memberikan dampak bagi perusahaan yang bergerak di bidang ritel, keuangan, dan teknologi," ujar dia.

Melihat potensi tersebut, salah satu bentuk dukungan LPEI pada 2018 yakni dengan menginisiasi suatu program untuk membantu para pelaku usaha berorientasi ekspor, yaitu Digital Handholding Program (DHP). 

Sinthya menambahkan, melalui DHP ini diharapkan dapat membantu pelaku UMKM berorientasi ekspor untuk meningkatkan daya saing produk unggulannya di pasar global. Selain itu, LPEI juga akan melakukan pendampingan, memberi fasilitas serta pelatihan yang diberikan secara berkesinambungan. 

"Sehingga pelaku UMKM ekspor indonesia akan mampu memasarkan, memperluas akses pasar, serta mempromosikan produknya di pasar global," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: