Sukses

Rabu Ini, Rupiah Mampu Menguat

Kemungkinan adanya intervensi dari Bank Indonesia menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah sehingga bergerak dalam area positif.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah mengalami tekanan yang cukup dalam, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Rabu ini. Namun penguatan tersebut masih berada di kisaran 15.200 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Rabu (10/10/2018), rupiah dibuka di angka 15.213 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 15.237 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 15.200 per dolar AS hingga 15.227 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 12,33 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 15.215 per dolar AS. Patokan pada hari ini menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 15.233 per dolar AS.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, kemungkinan adanya intervensi dari Bank Indonesia menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah sehingga bergerak dalam area positif.

"Diharapkan pergerakan rupiah terjaga ke depannya sehingga tidak membuat pelaku pasar keuangan di dalam negeri khawatir, mengingat sentimen eksternal cenderung masih bergejolak," katanya dikutip dari Antara.

Ia mengemukakan sentimen global yang menjadi pelaku pasar yakni perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok, penyelesaian defisit anggaran Italia, hingga meningkatnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat.

"Sentimen-sentimen itu membuat posisi dolar AS masih dapat kembali menguat terhadap mata aung rupiah," katanya.

Selain itu, lanjut dia, sentimen dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2018 menjadi 3,7 persen juga dapat mempengaruhi pergerakan mata uang negara berkembang.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

2 dari 2 halaman

Strategi Pengusaha Atasi Tekanan Rupiah terhadap Dolar AS

Pengusaha teknologi informasi khawatir terhadap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal itu lantaran sebagian bahan baku yang dipakai pada produk teknologi informasi (TI) masih impor.

"Memang sekarang naik (dolar) loncatnya di Rp 15 ribu lebih. Jadi memang biasanya sampai hari ini teman-teman gelisah yak," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS), Soegiharto Santoso saat ditemui di Jakarta, Selasa (9/10/2018).

Soegiharto menyebut, meski dampak rupiah melemah banyak dikeluhkan pelaku industri, tetapi belum menaikkan harga jual produk kepada konsumen. 

Ia menuturkan, para pelaku industri masih menahan diri agar permintaan pasar tidak kabur. "Paling tidak berasa satu bulan atau dua bulan tergantung persediaan kita. Artinya tidak serta merta dolar AS naik kita ikut naik. seperti lalu kita ada penyesuaian juga. Atau dipaketin kalau naik diberikan insentif apa secara harga akan lebih mencapai sama. Itu hal-hal yang disiasatin. Namun, kalau naik terus mau tidak mau naik," kata dia. 

Soegiharto menambahkan, untuk meredam penguatan mata uang negeri Paman Sam tersebut, sebaiknya tidak bergantung pada dolar AS. Transaksi pembelian, bisa disiasati dengan mengkonversikan mata uang asal negara tujuan importir tersebut.

"Tapi tadi kita mencermatinya belanjanya dengan mata uang negaranya, misalkan ke China gunakan mata uang China dan ke Taiwan begitu juga. Itu akan kita coba jalanin," ujar dia.

Diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif di perdagangan Selasa 9 Oktober 2018.

Rupiah dibuka di level Rp 15.223 atau melemah tipis dibanding penutupan minggu lalu di level Rp 15.217 per USD. Mengutip data Bloomberg, rupiah terus menunjukkan pelemahannya usai pembukaan hingga ke level 15.240 per USD. Namun, kembali menguat dan saat ini berada di level Rp 15.228 per USD.