Liputan6.com, Nusa Dua - Indonesia tengah menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Bali. Tercatat per hari ini, sebanyak 38 ribu lebih peserta yang terdaftar.
Banyak misi yang digaungkan RI sebagai tuan rumah dalam acara ini. Mulai dari penguatan koordinasi internasional dalam menangani gejolak ekonomi dunia, hingga upaya Indonesia dalam meningkatkan ekonomi yang berbasis syariah.
Untuk mencapai tujuan itu, diadakan sejumlah pertemuan bilateral dan forum grup diskusi membahas mengenai berbagai topik utama tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Namun, di sisi lain, ada strategi unik yang dijadikan para delegasi Indonesia untuk mencapai beberapa kesepakatan dengan beberapa negara. Diplomasi Kopi, itulah nama strategi yang diangkat para delegasi RI.
"Kita selalu kalau hadir di luar negeri selalu ada pojok kopi Indonesia. Karena kopi Indonesia itu sangat terkenal di dunia. Dan sekarang kita pakai model Diplomasi Kopi di sini," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018).
Memang, di main campus pertemuan IMF-Bank Dunia, tak sulit menemukan kopi ini. Mulai dari kopi yang disediakan pihak hotel hingga UMKM binaan beberapa perusahaan yang menjadi sponsor pertemuan ini. Mereka menyajikan berbagai macam kopi, mulai dari kopi Flores hingga Kopi Bali yang terkenal dengan heavy-nya.
Â
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kedai Kopi Donasi
Bahkan, kopi ini juga menjadi media dalam menggalang dana bantuan untuk para korban bencana alam di Lombok, Palu dan Donggala. Strategi ini efektif, begitu kedai kopi donasi ini dibuka, beberapa peserta pertemuan tahunan langsung antri.
Donasi ini ini disponsori oleh salah satu bank BUMN. Dimana jika dinilai, harga kopi yang disajikan Rp 100 ribu - 150 ribu. Namun para peserta bisa mendapatkan kopi ini secara gratis.
"Kopi Indonesia saya dengar katanya enak, ini saya akan coba, sekaligus kita donasi untuk saudara kita yang sedang terkena bencana. Ini bagus sekali," ungkap Ammar, salah satu peserta dari Pakistan.
Perry mengaku, diplomasi kopi ini diangkat di pertemuan tahunan ini karena memiliki track record yang cukup bagus dalam setiap pertemuan dengan beberapa petinggi negara di dunia.
"Cukup bagus hasilnya, jadi kita bicara serius tapi kesannya santai, itu berkat kopi," tegas Perry.
Berbicara soal kopi sendiri, Perry mengaku sangat menyukai kopi asli Indonesia. Di kantornya, dia mengaku setiap hari paling tidak minum kopi 2-3 gelas.
"Rasanya dalam satu hari kalau tidak minum kopi itu rasanya ada yang kurang," pungkasnya.
Advertisement