Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) terus membantu pemulihan di wilayah terdampak gempa bumi seperti Palu, Donggala dan Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
Kali ini, 3 unit water treatment untuk mendukung kebutuhan air layak minum dan air bersih di lokasi pengungsian dikirimkan ke lokasi bencana.
"Saat ini 3 unit water treatment tersebut telah tiba di Posko Siaga Bencana Kementerian ESDM. Masing-masing unit dapat menghasilkan 3.000 liter air layak minum dan 12.000 liter air bersih per hari," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keteranganya, Minggu (14/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Tim teknis yang akan melakukan instalasi juga telah bertemu dengan Walikota Palu Hidayat. Rencananya, tim teknis akan melakukan instalasi water treatment pada esok hari.
"Tim Teknis hari ini juga telah melakukan survei lokasi dan segera melakukan pekerjaan instalasi.
Adapun water treatment ini akan ditempatkan di 3 lokasi posko pengungsian. Pertama di Posko Pengungsi Masjid Agung Palu. Kemudian, di Posko Pengungsi pesantren Majelis Dzikr Habib sholeh, Jalan Kabonena Palu. Ketiga, penempatannya di Posko Pengungsi Rumah Sakit Lapangan Bundaran Biromaru, Sigi.
"Diharapkan hari Selasa 16 Oktober mendatang ketiga unit water treatment telah dapat dioperasikan," pungkas Agung.
Kementerian ESDM terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam melakukan penyaluran bantuan dari seluruh sektor ESDM. Sejak hari pertama pasca gempa, Kementerian ESDM bergerak cepat dengan menerjunkan tim ke lokasi bencana.
Jepang Bantu RI Pulihkan Palu Pascagempa dan Tsunami
Tingginya risiko bencana gempa di Indonesia yang berada di cincin api Pasifik juga dialami oleh Jepang. Merespons bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah, akhir September 2018 silam, pemerintah Jepang menyampaikan komitmennya untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi Sulawesi Tengah.
Komitmen tersebut dikemukakan dalam pertemuan antara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii dan Presiden Japan International Cooperation Agency (JICA) Shinichi Kitaoka pada Jumat, 12 Oktober sore, di sela-sela rangkaian acara pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WBG Annual Meetings) Tahun 2018 di Nusa Dua, Bali.
"Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar rebuild. Karenanya diperlukan bantuan teknis untuk membangun Palu yang baru berdasarkan masterplan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/10/2018).
Baca Juga
Proses rehabilitasi dan rekonstruksi di Palu, Donggala dan Sigi ditargetkan selesai dalam waktu 2 tahun terhitung awal Januari 2019.
Menteri Basuki menjelaskan bahwa penanganan pascabencana Sulteng meliputi tahap tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi, di mana untuk tahap tanggap darurat akan dibuatkan hunian sementara (huntara) bagi warga.
"Kita akan buat huntara karena sebagian rumah hancur dan tidak bisa diperbaiki lagi, seperti di Balaroa dan Petobo, sehingga diperlukan relokasi. Kita susun masterplan untuk pembangunannya. Masterplan inilah yang akan didukung oleh JICA" terang Menteri Basuki.
Tim teknis dari JICA rencananya akan tiba Sabtu (13/10) dan akan bergabung dengan tim Indonesia yang dikoordinasi oleh Kementerian PPN/Bappenas. Para ahli dari JICA akan bergabung dengan perwakilan lembaga terkait yang terdiri dari Bappenas, Kementerian PUPR, Kementerian ATR/BPN, BMKG, Kementerian ESDM, pemerintah daerah dan para pakar lainnya.
Selepas survei di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah, tim tersebut akan merumuskan masterplan untuk membangun Palu yang lebih tangguh.
Advertisement