Sukses

Angkasa Pura II Raih Pinjaman Rp 3 Triliun dari Maybank

Fasilitas pinjaman berjangka 10 tahun yang disediakan Maybank Indonesia, akan digunakan AP II untuk membiayai pengembangan bisnis perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Maybank Indonesia Tbk memberikan pinjaman sebesar Rp 3 triliun kepada PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II.

Mengutip dari keterangan resmi Maybank, Minggu (14/10/2018), penandatanganan perjanjian kerja sama atas fasilitas pinjaman tersebut dilakukan Head, Public Sector Maybank Indonesia Ricky Antariksa dan Direktur Keuangan AP II Andra Y Agussalam. Turut menyaksikan Direktur Perbankan Global Maybank Indonesia Eri Budiono di kantor pusat AP II.

Fasilitas pinjaman berjangka 10 tahun yang disediakan Maybank Indonesia, akan digunakan AP II untuk membiayai pengembangan bisnis perusahaan, demi meningkatkan pelayanan kepada para pengguna jasa bandar udara.

Sebelumnya pada 2014, Maybank Indonesia juga telah menyediakan fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 1,5 triliun kepada AP II untuk keperluan pengembangan bandar udara yang dikelola AP II.

Kemitraan strategis Maybank Indonesia dengan AP II menjadi bagian dari upaya Maybank Indonesia untuk memberikan fokus yang lebih besar pada top tier korporasi lokal dan badan usaha milik negara (BUMN) sebagai bagian dari resegmentasi client focus Perbankan Global Bank dan telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

“Penyediaan fasilitas pinjaman sejalan dengan misi humanising financial services, yang merupakan wujud dari komitmen Maybank Indonesia untuk turut mendukung upaya pemerintah di bidang pembangunan infrastruktur di Indonesia, termasuk pengembangan bandara sebagai pendukung transportasi udara dan pariwisata,” ujar Ari.

Dia berharap jika pinjaman ini dapat ikut memberikan kontribusi positif dalam menggerakkan roda perekonomian nasional.

2 dari 2 halaman

AP II Kini Kelola Bandara Hanandjoeddin di Belitung

PT Angkasa Pura II (Persero) menandatangani perjanjian rencana kerja sama Pengalihan Pengelolaan Bandar Udara (Bandara) Internasional H AS Hanandjoeddin di Belitung. Sebelumnya, bandara itu dikelola Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Kenapa ini menjadi penting, karena ini sesuai instruksi dari Kementerian BUMN dan Menteri Perhubungan. Semoga tiga bandara ini (Bandara Fatmawati Soekarno, Tjilik Riwut, dan Hanandjoeddin bisa diselesaikan pada akhir 2018," ujar Direktur Utama AP II Muhammad Awaludin di Hotel Mercure, Jakarta, Jumat (21/9/2018).

Dia menuturkan, pembiayaan investasi non-anggaran pemerintah (PINA) akan menjadi pendukung AP II untuk pengembangan sejumlah bandara kelolaannya. Ini termasuk untuk Bandara Internasional H A Hanandjoeddin.

"Kami sudah MoU dengan PINA bahwa PINA sekaligus sebagai institusi percepatan proyek siap masuk dalam pembiayaan support. PINA harapannya bisa carikan kita alternatif pembiayaan atau paket konstruksi," ujarnya.

Plt Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Praminto Hadi mengatakan, MoU ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan kinerja bandara di Indonesia. Termasuk diantaranya memperbanyak rute-rute penerbangan.

"Saya yakin alih kelola ini akan diikuti dengan modernisasi bandara karena persoalan customer satisfaction itu merupakan hal penting bagi AP II," ungkapnya.

Sementara itu, Praminto menjelaskan, dengan rencana pengelolaan Bandara Hanandjoeddin oleh AP II itu akan membawa banyak manfaat. Salah satunya dalam hal pengoperasian.

"Ini challenge untuk teman-teman agar dapat mengelola bandara secara agresif. Ini juga akan menambah kesejahteraan," ungkapnya.

Lebih lanjut Awaludin menuturkan, AP II selaku operator akan memperluas bandara tersebut dengan menambah landasan pacu (runway). "Makanya akan kami lakukan perluasan seperti tambah panjang, runway dan juga overlay," tandasnya.