Liputan6.com, Seattle - Dunia dikejutkan oleh kabar meninggalnya Paul Allen pada pekan lalu. Ia adalah miliarder, salah satu pendiri Microsoft, teman masa kecil Bill Gates, dan salah satu orang terkaya di dunia.
Dari awalnya hanya memiliki tiga pegawai, sekarang Microsoft telah hadir di kehidupan banyak orang dan 131 ribu pegawai di seluruh dunia. Allen adalah salah satu pegawai Microsoft yang paling pertama bersama Bill Gates, yang kala itu seorang mahasiswa dropout Harvard.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Business Insider, ia meninggalkan Microsoft pada tahun 1982 karena penyakit limfoma hodgkin yang dideritanya. Meski pergi dari perusahaan, dia tetap memiliki 100 juta lembar saham Microsoft dan memberikannya posisi dewan direksi sampai tahun 2000.
Perjalanan karier Gates dan Allen sempat dilanda sedikit masalah. Pada 1982, Bill Gates menganggap dirinya yang lebih banyak bekerja dalam mengembangkan Microsoft.Â
Menurut Daily Mail, Allen awalnya ingin saham dibagi dua, yaitu 50-50, sementara Gates ingin sahamnya menjadi 64-36. Allen awalnya setuju, walau kemudian ia berusaha menegosiasikan pembagian tersebut karena salah satu proyeknya berhasil, tetapi Gates menolak renegoisasi.Â
Masalah Gates yang gila kerja juga menjadi masalah tersendiri. Sampai suatu hari, Allen meminta hari libur dan Gates malah menertawakan permintaannya. Hubungan keduanya pun semakin memburuk. Mereka bahkan bisa bertengkar sampai berjam-jam. Alhasil, minat kerja Allen semakin menurun.Â
Suatu hari, Allen tanpa sengaja mendengar Gates dan Steve Ballmer mendiskusikan pengurangan ekuitas milik Allen di Microsoft. Saat itu, Allen sampai marah besar. Kisah-kisah tersebut tertuang dalam autobiografi Allen.
Merespons hal itu, Gates menyebut dalam pernyataan bahwa dia tetap menghargai persahabatannya dengan Allen.
Paul Allen tercatat memiliki sejumlah hobi di bidang musik dan olahraga. Sebagai seorang gitaris, ia mendirikan band bernama The Underthinkers dan terlibat dalam penulisan lagunya.
Pada bidang olahraga, Allen adalah pemiliki dari tim NFL Seattle Seahwaks dan tim NBA Portland Trail Blazers. Ia juga mendirikan Vulcan, konglomerasi di sektor hiburan, investasi, real estate, sampai penerbangan ke luar angkasa.
Di samping hobinya di bidang seni dan olahraga, Allen kerap memberi sumbangan di bidang medis. Tercatat uang sebanya USD 2 miliar (Rp 30,4 triliun) pernah ia sumbangkan dan USD 500 juta (Rp 7,6 triliun) di antaranya masuk ke Allen Institute for Brain Science.
Menurut Forbes, harta Paul Allen mencapai USD 20,3 miliar atau setara Rp 308,9 triliun (USD 1 = Rp 15.217) dan orang terkaya nomor 44 di dunia. Ia meninggal di usia 65 tahun di kota kelahirannya, Seattle.
Â
Bill Gates Berduka
Paul Allen, salah satu pendiri Microsoft selain Bill Gates, meninggal dunia di usia ke-65 tahun pada Senin (15/10/2018) sore.
Kabar meninggalnya Allen sudah sampai di telinga Bill Gates. Dirinya berduka atas kepergian Paul Allen dan mengenang perjuangan yang mereka dilakukan dari awal mereka mendirikan Microsoft.
"Saya turut berduka dengan meninggalnya salah satu teman lama saya yang paling disayangi, Paul Allen," kata Bill Gates sebagaimana dilansir ABC, Selasa (16/10/2018).
"Dari hari-hari awal kami bersama di Lakeside School, kebersamaan yang kami lakukan dalam menciptakan Microsoft hingga beberapa proyek filantropi kami selama bertahun-tahun. Tentu, Allen adalah teman sejati," ujar Gates.
Gates juga mengakui kebaikan Allen semasa dia hidup. "Dia pernah mengatakan, jika ada sesuatu yang bisa menimbulkan kebaikan, maka kita harus melakukannya. Seperti itu kebaikannya," tandasnya.
"Allen lebih pantas mendapat banyak waktu. Yang pasti, jasanya pada dunia teknologi dan filantropi akan terus dikenang hingga generasi berikutnya. Aku akan sangat merindukan Allen," tutur Gates.
Advertisement