Sukses

2 Kelemahan Pemimpin Milenial Menurut Pakar Kepemimpinan

Pakar kepemimpinan milenial Andrew Senduk angkat bicara terkait potensi dan kelemahan kaum milenial sebagai pemimpin.

Liputan6.com, Jakarta - Populasi milenial di Indonesia sejauh ini masih dipandang sebagai konsumen, baik itu oleh dunia korporasi atau potensi pemilih bagi para politikus. Mereka pun melakukan berbagai cara untuk menarik perhatian milenial. Padahal, milenial harusnya tak sebatas dilihat sebagai konsumen. Harus ada rencana jangka panjang bagi milenial yang merupakan calon pemimpin di masa yang akan datang.

Potensi kepemimpinan para milenial adalah isu penting bagi Andrew Senduk, pakar kepemimpinan serta start-up. Setelah pindah ke Indonesia dari Belanda pada 2013 lalu, ia telah aktif di dunia start-up lokal. Dalam 5 tahun perjalanannya, akhirnya ia memutuskan menulis buku untuk membahas isu seputar milenial.

Ketika ditanya mengenai apa isu yang dihadapi milenial sebagai pemimpin, Andrew menyebut ada dua permasalahan utama. "Saya pikir salah satu tantangan dari generasi ini adalah jangka perhatian yang pendek (short attention span)," ujar Andrew pada Liputan6.com, seperti ditulis Selasa (16/10/2018).

Jangka perhatian pendek yang dimaksud Andrew adalah para milenial lebih menyukai hasil yang instan. "Berarti kalau tidak ada hasil yang jelas dalam 24 jam, maka mereka mulai mengeluh, atau cemas, atau tidak sabaran," lanjut pria asli Belanda itu.

Selanjutnya, Andrew menyinggung kehidupan di era media sosial. Menurut dia, para pemuda terancam kehilangan jati dirinya karena terdistraksi bermacam hal di dunia maya.

"Zaman sekarang bisa melihat hidup orang lain, secara online, lalu kita banding-bandingkan sama teman-teman yang sudah lebih jauh dalam karier atau profesi. Jadi kita kehilangan identitas, kehilangan kesadaran diri," terangnya.

Melihat generasi milenial yang penuh potensi, tetapi tetap butuh panduan, ia pun akan menerbitkan buku berjudul Ignite Millennial Leadership yang terbit di tiga negara, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Andrew memutuskan menuangkan idenya dalam buku setelah berbincang dengan para tokoh di dunia start-up dan para pemimpin milenial.

"Saya percaya bahwa generasi milenial adalah pemimpin masa depan negara ini. Tapi saya lihat juga, generasi ini butuh sedikit bimbingan, sedikit bantuan juga," ucap Andrew yang bertujuan agar bukunya menjadi panduan bagi para milenial.

2 dari 2 halaman

Ingin Perluas Jangkauan

Andrew meninggalkan karier korporasinya di perusahaan konsultasi Fortune 500 untuk terjun ke dunia wirausaha bersama para milenial.

Sejauh ini, ia masih fokus pada konten tulisan yang ia sebar lewat LinkedIn serta frasa inspiratif di Instagram. Level selanjutnya, ia akan membuat banyak konten-konten video bagi para milenial.

 

"Saya ingin meletakkan lebih banyak konten video. Di masa depan salah satu to-do saya adalah membuat konten video, ungkapnya. 

Untuk buku Ignite Millennial Leadership rencananya akan segera diterbitkan pada Desember mendatang. Saat ini bukunya sedang dalam proses penerjemahan oleh penerbit mayor Indonesia.

Video Terkini