Liputan6.com, Jakarta PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) berupaya mewujudkan Jakarta Bebas sampah pada 2020. Perusahaan memodali pembangunan bank sampah induk gesit sebesar Rp 236,5 juta.
General Manager PLN M Ikhsan Asaad mengatakan, saat ini pelanggan PLN Disjaya di Jakarta sekitar 4,3 juta. Tidak hanya menjual listrik, PLN juga ingin berkontribusi terhadap perbaikan lingkungan dengan mendukung program Jakarta bebas sampah.
Advertisement
Baca Juga
"Sebagai suatu perusahaan kami punya tanggung jawab sosial ke masyarakat, bagaimana mewujudkan Jakarta bebas sampah 2020," kata Ikhsan, di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Dia mengungkapkan, kepedulian PLN terhadap lingkungan diwujudkan dengan memberikan pendampingan ke Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan.
Pendampingan ini merupakan program corporate social responsibility, dengan nilai bantuan Rp 236,5 juta untuk membangun sarana dan prasarana bank sampah.
"Pendampingan akan dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan, sebagai salah satu wujud nyata kontribusi PLN Disjaya terhadap penyelamatan lingkungan," tutur dia.
Pendampingan PLN kepada binaan bank sampah bukan hanya di Jakarta, namun juga di beberapa wilayah lain di Indonesia.
Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan merupakan Bank Sampah Induk binaan yang pertama di DKI Jakarta.
“Semoga bantuan ini dapat bermanfaat bagi Bank Sampah Induk Gesit, sehingga bisa meningkatkan pendapatan ekonomi serta mengubah mindset masyarakat agar lebih peduli terhadap permasalahan sampah dan lingkungan, khususnya di wilayah DKI Jakarta langsung dari sumbernya yang juga mendukung program Jakarta Bebas Sampah 2020," dia menandaskan.
Bangun 2 PLTP, PLN Raih Pinjaman Rp 2,6 Triliun dari Jerman
PT PLN (Persero) mendapat pinjaman dari Jerman untuk menggenjot pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), melalui pembangunan Pembangkit Listrik Panas Bumi( PLTP ) Ulumbu Unit 5 dan PLTP Mataloko Unit 2 - 3.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Syovie F Roekmana mengatakan, bantuan pendanaan yang ditandatangani pada Kamis (11/10/2018) ini, akan sangat berguna bagi penyelesaian pembangunan PLTP berbasis geothermal di Flores.
Baca Juga
"Pendanaan ini cukup penting dalam upaya mengejar target bauran energi baru terbarukan. Dengan bunga yang rendah di bawah 1 persen dan tentu saja hal ini memberikan dampak positif bagi keuangan PLN," kata Syovie, di Jakarta.
Kepastian pinjaman ditandai dengan penandatanganan pendanaan geothermal, untuk PLTP Ulumbu Unit 5 dan PLTP Mataloko Unit 2 - 3. Dengan total kapasitas sebesar 40 MW, ditargetkan kedua pembangkit ini masuk sistem pada tahun 2021-2023.
Pendanaan ini bersumber dari KfW (Kreditanstalt für Wiederaufbau) Development Bank dengan bentuk pinjaman langsung tanpa jaminan pemerintah untuk pendanaan Gheothermal Energy Programme dengan pendanaan sebesar € 150 juta atau setara Rp 2,64 triliun.
KfW menyebutkan bahwa pendanaan ini adalah lanjutan dari komitmen antara Pemerintah Jerman dengan Indonesia untuk pengembangan energi panas bumi.
Adapun latar belakang proyek PLTP Ulumbu dan PLTP Mataloko yakni, untuk memenuhi beban puncak pada sistem Flores terutama sub sistem Ruteng dan sub sistem Bajawa.
"Dan diharapkan dengan dibangunnya kedua pembangkit listrik ini bisa menurunkan biaya pokok produksi atas penggunaan bahan bakar fosil. Dengan target akhir yakni untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan sistem Flores," tandasnya.
Advertisement